Harga Emas Tembus US$ 1.500/Ounce, Berapa Permintaan Logam Mulia?

Pertambangan

Lite

Viva Budy Kusnandar 09/08/2019 16:18 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Permintaan emas dunia sepanjang 2018 meningkat 4,7% menjadi 4.396,8 ton dibanding tahun sebelumnya.

Permintaan Emas Global Menurut Kegunaan (2010-2018)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Harga Emas Tembus US$ 1.500/Ounce, Berapa Permintaan Logam Mulia?

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Permintaan Emas Global Menurut Kegunaan (2010-2018)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Harga emas di pasar komoditas global pada perdagangan Jumat (9/8/2019) hingga pukul 15:15 WIB ditransaksikan di posisi US$ 1.513,6/troy ounce naik 0,27% dari penutupan sehari sebelumnya. Sementara harga emas di situs logammulia Rp 752 ribu/gram.

Emas masih menjadi salah satu jenis perhiasan yang diminati oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut data World Gold Council permintaan emas dunia sepanjang 2018 meningkat 4,7% menjadi 4.396,8 ton dibandingkan tahun sebelumnya.

(Baca Databoks: Grasberg Freeport, Tambang Emas Terbesar Kedua Dunia)

Seperti diketahui, permintaan emas terbesar masih untuk perhiasan yakni mencapai 2.242,3 ton atau lebih dari separuh konsumsi emas dunia tahun lalu. Selain sebagai perhiasan, emas saat ini juga telah menjadi komoditas untuk berinvestasi. Permintaan emas sebagai alat investasi mencapai 1.164,4 ton atau seperempat kebutuhan emas. Sisanya, untuk kebutuhan teknologi dan cadangan bank sentral seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

Editor : Hari Widowati