Industri tekstil tengah dilanda badai pemutusan lapangan kerja (PHK). Hal ini dikarenakan permintaan global menurun signifikan akibat ancaman resesi pada 2023 mendatang.
Penurunan permintaan ini juga terlihat dari nilai ekspor pakaian dan aksesorinya atau rajutan yang anjlok hingga 30,57% (month-to-month/mtm) dari Agustus hingga September 202. Nilainya turun dari US$447,9 juta menjadi 310,2 juta.
Adapun pakaian rajutan merupakan salah satu dari 10 golongan barang nonmigas dengan nilai ekspor terbesar pada periode tersebut.
Selain pakaian rajutan, penurunan nilai ekspor juga terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati yakni sebesar 31,91% (mtm). Perubahan nilai ekspor itu merupakan yang terbesar sepanjang Agustus-September 2022.
Penurunan nilai ekspor juga terjadi pada golongan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya mencapai 7,05%. Lalu, diikuti oleh penurunan nilai ekspor besi dan baja (5,87%) dan bahan bakar mineral (1,63%).
Adapun nilai ekspor nonmigas dari 10 golongan barang nonmigas tersebut tercatat menurun 9,63% dari Agustus ke September 2022. Nilainya turun dari US$16,07 miliar menjadi US$14,52 miliar.
(Baca: Ini 10 Golongan Barang dengan Nilai Ekspor Terbesar pada September 2022)