Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkanekspor barang Indonesia naik 44,36% ke US$26,50 miliar pada bulan Maret dari setahun sebelumnya, melanjutkan pertumbuhan pesat yang didukung oleh lonjakan harga komoditas.
Pertumbuhan tahunan ekspor pada bulan Maret menandai tren peningkatan karena lebih cepat dari pertumbuhan tahunan yang tercatat sebesar 34,14% pada bulan Februari.
Ekspor pertambangan mencatat pertumbuhan tahunan paling pesat pada bulan Maret, yaitu sebesar 143,91% ke US$5,4 miliar. Ekspor ini menyumbang kira-kira satu per lima dari total ekspor barang.
Ekspor minyak dan gas (migas) mencatat pertumbuhan tahunan paling pesat kedua, yaitu 54,75% ke US$1,41 miliar dan ekspor nonmigas tumbuh 43,82% ke US$25,09 miliar pada bulan Maret dari setahun sebelumnya. Disusul ekspor manufaktur dan ekspor pertanian, kehutanan dan perikanan.
Pertumbuhan tahunan ekspor pada bulan Maret melebihi perkiraan dari ekonom Bank Mandiri, yaitu 26,33%.
“Kinerja ekspor didorong utamanya oleh lonjakan harga batubara dan [minyak kelapa sawit],” tulis Andry Asmoro, kepala ekonom Bank Mandiri, dalam analisis yang dirilis pada hari Senin (18/4/2022).
“Namun, kami melihat terdapat risiko volume perdagangan dunia yang lebih rendah karena banyak mitra yang sekarang sedang menghadapi inflasi yang meningkat," kata Andry.
(Baca: 10 Ekspor Pangan dan Perkebunan Terbesar RI, Minyak Sawit Teratas)