Surplus neraca perdagangan Indonesia berpotensi mencetak rekor tertingginya sejak 2012. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa neraca perdagangan periode Januari-Oktober 2017 mencatat surplus sebesar US$ 11,78 miliar. Angka ini naik 54,04 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu hanya senilai US$ 7,65 miliar. Capaian ini juga sudah melampaui surplus neraca perdagangan sepanjang 2016 sebesar US$ 9,53 miliar.
Nilai ekspor Indonesia sepanjang Januari-Oktober 2017 mencapai US$ 138,46 miliar, sementara nilai impor US$ 126,68 miliar. Alhasil neraca perdagangan Indonesia berpotensi mencatat surplus terbesar dalam enam tahun terakhir sejak mengalami defisit pada 2012.
Neraca perdagangan sempat mencatat defisit pada 2012-2014 akibat krisis finansial global serta belum pulihnya ekonomi Eropa. Ditambah lagi dengan jatuhnya harga minyak mentah dunia yang diikuti harga komoditas andalan Indonesia akibat lesunya permintaan global. Namun, neraca perdagangan Indonesia berhasil mencatat surplus lagi sejak 2015.