Indonesia membukukan impor dengan Filipina US$ 592,01 juta data per Desember 2020. Nilai tersebut turun drastis 27,97% dibandingkan impor tahun sebelumnya yang tercatat US$ 821,9 juta.
Rekam jejak perdagangan Indonesia dengan Filipina, impor dalam 10 tahun terakhir telah mengalami penurunan cukup dalam. Terendah impor Indonesia adalah US$ 592,01 juta dan untuk impor tertinggi di angka US$ 958,43 juta.
Dari total 97 produk (kode HS dua digit) yang diimpor dari Filipina, 0,03 ribu produk bernilai lebih dari satu miliar dolar. Selain itu menurut data Trademap, dari negara ini terdapat satu produk utama Indonesia yang diimpor setiap tahun. Artinya, ada ketergantungan cukup besar untuk produk-produk impor tersebut. Lainnya, sebagian besar produk merupakan impor produk yang juga banyak diimpor dari negara lain yang jumlahnya tercatat ada 0,08 ribu produk.
Berikut ini adalah daftar lima produk utama yang diimpor Indonesia dari Filipina. Urutan ini disusun mulai dari transaksi dengan nilai yang terbesar.
- Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya
Di urutan pertama, Indonesia banyak mengimpor Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya. Dalam klasifikasi tradmap, Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya masuk kategori produk HS dengan kode 85. Produk ini merupakan jenis barang impor yang dikelompokkan bersama dengan dan Perekam dan reproduksi suara, televisi..
Pada 2020, Indonesia tercatat mengimpor US$ 145,79 juta. Nilai impor Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya;Perekam dan reproduksi suara, televisi.. ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 144,57 juta.
- Mesin, peralatan mekanis, reaktor nuklir, boiler
Di urutan kedua, impor Indonesia paling banyak adalah produk Mesin, peralatan mekanis, reaktor nuklir, boiler. Nilai impor dari Filipina pada 2020 tercatat US$ 74.937 ribu. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 159,64 juta.
- Tembaga dan artikelnya
Indonesia tercatat mengimpor produk ini dari 63 negara. Impor Tembaga dan artikelnya dari negara ini berada di urutan enam. Pada 2020, Indonesia tercatat melakukan impor US$ 56.895 ribu. Selain negara tersebut, impor terbesar Tembaga dan artikelnya berasal dari Cina, Jepang, Thailand, Malaysia dan Myanmar.
- Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya
Indonesia juga banyak mengimpor Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya dari Filipina. Nilai impor produk ini US$ 50.485 ribu. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 69.096 ribu. Data Trademap memperlihatkan aktivitas dagang Indonesia mengimpor Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya dari 84 negara. Impor Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya dari negara ini berada di urutan 15. Lima negara lain yang menjadi sumber impor Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya adalah Jepang, Cina, Thailand, India dan Brazil.
- Lemak dan minyak nabati atau minyak dan produk belahannya
Selain itu Masuk dalam kode HS 15, Lemak dan minyak nabati atau minyak dan produk belahannya merupakan kelompok produk barang impor yang dikategorikan bersama dengan Lemak yang dapat dimakan dan satwa .. Dari negara ini, Indonesia mengimpor US$ 39.554 ribu. Data Trademap memperlihatkan aktivitas dagang Indonesia mengimpor Lemak dan minyak nabati atau minyak dan produk belahannya dari 50 negara. Impor Lemak dan minyak nabati atau minyak dan produk belahannya dari negara ini berada di urutan kedua. Negara lain yang masuk lima besar suplier produk impor ini ke Indonesia adalah Malaysia, Singapura, Cina dan Thailand.