Momentum Works, perusahaan asal Singapura, memetakan e-commerce berdasarkan gross merchandise value (GMV) atau nilai total barang yang terjual dalam periode waktu tertentu.
Melansir laporan Katadata, pasar e-commerce terus menunjukkan pertumbuhan pesat di Asia Tenggara dengan total GMV mencapai US$114,6 miliar atau setara Rp1.857 triliun (kurs Rp16.205 per US$) pada 2023.
Sementara untuk Indonesia, nilai GMV e-commerce sebesar US$53,8 miliar. Nilai tersebut disumbang oleh lima e-commerce teratas, di antaranya sebagai berikut:
- Shopee memimpin dengan pangsa pasar 40% dengan nilai GMV US$21,52 miliar (Rp348,6 triliun)
- Tokopedia (pangsa pasar 30%) dengan nilai GMV US$16,14 miliar (Rp261,5 triliun)
- TikTok Shop (pangsa pasar 11%) dengan nilai GMV US$5,92 miliar (Rp95,9 triliun)
- Lazada (pangsa pasar 9%) dengan nilai GMV US$4,84 miliar (Rp78,4 triliun)
- Blibli (pangsa pasar 4%) dengan nilai GMV US$2,15 miliar (Rp34,8 triliun).
Bukalapak tutup layanan e-commerce
Setelah Bukalapak menutup layanan e-commerce, kini peta persaingan bisnis lapak penjualan online di Indonesia dikuasai oleh lima pemain utama yang mendominasi pasar.
Pengamat ekonomi dan Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menjelaskan peta persaingan lima e-commerce di Indonesia terbagi menjadi tiga lapisan.
“E-commerce di Indonesia memang sudah terdiri dari tiga layer besar yang jaraknya cukup jauh,” kata Nailul kepada Katadata, Jumat (10/1/2025).
Pertama, platform yang mendominasi pasar: Shopee dan Tokopedia-TikTok. Merger Tokopedia dan TikTok Shop memperketat persaingan, dengan keduanya fokus pada inovasi seperti live shopping dan menggunakan strategi "bakar uang".
"Mereka juga masih membakar uang guna menarik konsumen lebih banyak. Tidak bisa dipungkiri, konsumen kita masih price oriented consumer," kata Nailul.
Kedua, platform yang berada di kelompok menengah (middle): Lazada dan Blibli. Sebelum merger dengan Tokopedia, TikTok Shop berada di level ini bersama Lazada, Blibli, dan Bukalapak. Setelah Bukalapak tutup, hanya Lazada dan Blibli yang tersisa di lapisan ini.
"Apa yang terjadi di Bukalapak, semakin mengindikasikan inovasi dan bakar uang yang dilakukan oleh e-commerce (hampir di semua industri digital) itu bisa menjadi alat bertahan," kata.
Ketiga, platform kecil dan lokal seperti Orami. Lapisan terakhir terdiri dari platform e-commerce lokal kecil yang melayani segmen pasar tertentu.
(Baca Katadata: 5 E-Commerce Jadi Pemain Utama Usai Bukalapak Tutup Warung)