Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mengekspor komoditas pertanian seberat 3,18 miliar ton pada semester I 2024.
Volumenya turun 9,79% dari periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yang sebesar 3,53 miliar ton.
Meski begitu, nilai ekspor di sektor pertanian tumbuh 6,75% (yoy) menjadi US$2,27 triliun pada paruh pertama tahun ini.
Komoditas pertanian yang paling banyak diekspor Indonesia adalah tanaman tahunan, yaitu sebesar 2,93 miliar ton atau senilai US$1,42 triliun. Volumenya setara 91,93% dari total ekspor nasional.
Kelompok tanaman tahunan ini mencakup komoditas kopi, buah-buahan, rempah, cengkeh, lada putih, lada hitam, biji kakao, karet alam, serta tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah.
Sementara komoditas pertanian yang paling sedikit diekspor adalah satwa liar, yaitu hanya seberat 400 dengan dengan nilai US$59,6 juta.
Berikut volume komoditas pertanian yang paling banyak diekspor Indonesia periode Januari-Juni 2024:
- Tanaman tahunan: 2,93 miliar ton
- Perikanan budidaya: 116,10 juta ton
- Tanaman semusim: 55,79 juta ton
- Perikanan tangkap: 52,46 juta ton
- Hasil hutan bukan kayu: 24,02 juta ton
- Tanaman hias dan pengembangbiakan tanaman: 4,35 juta ton
- Peternakan: 2,60 juta ton
- Pengusahaan hutan: 1,57 juta ton
- Penebangan dan pemungutan kayu: 82,2 ribu ton
- Perburuan, penangkapan, dan penangkaran satwa liar: 400 ton
(Baca: Luas Panen Padi Indonesia Berkurang pada 2023, Rekor Terendah Baru)