Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menghimpun, total volume ekspor sektor pertambangan Indonesia mencapai 273,01 miliar ton pada semester I 2024.
Volume tersebut tumbuh 5,96% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) sebesar 257,65 miliar ton pada semester I 2023.
Kontribusi nilai ekspor ini bisa menyentuh US$23,07 triliun pada semester I 2024. Namun, nilai tersebut anjlok 15,21% (yoy) dari tahun lalu sebesar US$27,2 triliun.
Dari seluruh komponen ekspor sektor tambang, terbesar berasal dari pertambangan batu bara dan lignit yang naik 6,81% (yoy).
Disusul pertambangan dan penggalian lainnya yang naik 16,36% (yoy) dan pertambangan bijih logam yang volumenya jatuh 62,44%.
Berikut rincian volume ekspor sektor pertambangan RI beserta turunannya pada semester I 2024:
Pertambangan batu bara dan lignit 266.650.286.900 ton (+6,81%)
- Batu bara 196.650.004.100 ton (+8,31%)
- Lignit 70.000.282.700 ton (+2,82%)
Pertambangan dan penggalian lainnya 4.960.356.600 ton (+16,36%)
- Bahan mineral lainnya 888.696.200 ton (+36,74%)
- Batu kerikil 3.905.419.400 ton (+13,59%)
- Tanah dan tanah liat 110.84.200 ton (+15,92%)
- Zirconium silikat 1.810.000 ton ton (-26,72%)
- Batu apung dan sejenisnya 43.258.400 ton (-35,09%)
- Aspal 1.201.800 ton (+22%)
- Batu hias dan batu bangunan 9.123,500 ton (-0,37%)
Pertambangan bijih logam 1.408.142.300 ton (-62,44%)
- Bijih tembaga 1.321.097.000 ton (+12,33%)
- Bijih zirconium, niobium, dan tantalum 44.338.700 ton (+10,77%)
- Bijih seng 14.233.400 ton (-23,99%)
- Bijih timbal 7.194.000 ton (-6%)
- Bijih titanium 21.275.000 ton
- Bijih logam lainnya 4.200 ton (-100%)
Total volume ekspor pertambangan 273.018.785.800 (+5,96%).
(Baca juga: Ekspor Industri Kulit hingga Alas Kaki Naik per Juni 2024, Ini Komoditasnya)