Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mencatat defisit perdagangan barang dengan Ukraina pada empat bulan pertama di tengah perang antara negara Eropa timur itu dengan Rusia.
BPS melaporkan bahwa Indonesia mencatat defisit perdagangan dengan Ukraina sebesar US$23,3 juta pada periode Januari–April 2022. Defisit ini membalikkan surplus sebesar US$69 juta pada periode yang sama tahun 2021.
Pada akhir Februari, Rusia menginvasi Ukraina dan menyerang negara tersebut dengan misil dan serangan udara. Perang ini telah menimbulkan puluhan ribu korban dan mengganggu pasokan komoditas kunci, seperti gandum.
“Ini memperlihatkan bahwa konflik Rusia-Ukraina merugikan kita, terlihat bahwa neraca perdagangannya empat bulan terakhir ini kita defisit dengan kedua negara, dibandingkan tahun lalu kita masih dapat surplus dari Ukraina (dan) Rusia,” kata Margo Yuwono, kepala BPS.
Pada bulan Maret, ekspor utama Indonesia ke Ukraina meliputi lemak dan minyak hewan atau nabati, kertas atau karton, serta alas kaki. Untuk impor dari negara tersebut, produk utamanya adalah serealia, besi dan baja, serta mesin atau pesawat mekanik.
(Baca: RI Tidak Ekspor Barang Apapun ke Ukraina pada Maret 2022)