Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Gunung Mas pada 2024 tercatat sebesar Rp 189.449 per kapita per bulan. Data ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 12,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Jika dibandingkan dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Gunung Mas yang mencapai Rp 267.673, maka pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi menyumbang sekitar 70,8 persen dari total pengeluaran tersebut. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan (termasuk makanan dan minuman jadi) yang sebesar Rp 875.324, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi menyumbang sekitar 21,6 persen. Besaran ini mengindikasikan bahwa masyarakat Kabupaten Gunung Mas cukup besar dalam memenuhi kebutuhan makanan dan minuman siap saji.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Aneka Barang dan Jasa Kab. Fak Fak | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Gunung Mas mengalami fluktuasi dalam tujuh tahun terakhir. Pada 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp 191.422, kemudian turun menjadi Rp 181.834 pada 2019 dan kembali menurun signifikan menjadi Rp 165.715 pada 2020. Namun, sejak 2021, pengeluaran mulai menunjukkan tren kenaikan meski tidak signifikan, yaitu Rp 167.801 pada 2021, Rp 171.721 pada 2022, dan Rp 168.540 pada 2023, sebelum akhirnya melonjak signifikan pada 2024 menjadi Rp 189.449. Penurunan tajam pada tahun 2020, kemungkinan akibat pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas ekonomi masyarakat.
Pada 2024, Kabupaten Gunung Mas berada di peringkat ke-11 untuk pengeluaran makanan dan minuman jadi di antara kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah. Kota Palangkaraya menduduki peringkat pertama dengan nilai pengeluaran Rp 300.357, disusul Kabupaten Kota Waringin Barat dengan Rp 240.494 dan Kabupaten Kota Waringin Timur dengan Rp 236.599. Secara nasional, Kabupaten Gunung Mas berada di peringkat ke-241 untuk indikator ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan pengeluaran makanan dan minuman jadi di beberapa kabupaten/kota lain di Kalimantan Tengah juga menunjukkan variasi yang besar. Kabupaten Barito Utara mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 18,7 persen, disusul Kabupaten Barito Timur dengan 18,3 persen. Sementara itu, Kabupaten Lamandau justru mengalami penurunan signifikan turun 22,9 persen. Kota Palangkaraya juga mengalami penurunan, namun hanya turun 3,6 persen.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau Kab. Pangkajene Dan Kepulauan | 2024)
Kota Palangkaraya
Kota Palangkaraya mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 1.092.813 pada tahun 2024. Angka ini meningkat 6,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.026.071,14. Pertumbuhan ini menempatkan Kota Palangkaraya pada peringkat pertama se-Kalimantan Tengah untuk kategori ini. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp 837.185, mengalami pertumbuhan 13,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Kabupaten Lamandau
Kabupaten Lamandau mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 1.020.716 pada 2024, tumbuh 4.7 persen dari tahun sebelumnya. Kabupaten ini menduduki peringkat kedua se-Kalimantan Tengah dalam hal pengeluaran bukan makanan. Di sisi lain, pengeluaran untuk makanan di Kabupaten Lamandau mencapai Rp 1.055.836, tumbuh tipis sebesar 0.2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhan pengeluaran untuk makanan relatif kecil, Kabupaten Lamandau tetap menjadi wilayah dengan pengeluaran makanan tertinggi di Kalimantan Tengah, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Kabupaten Kota Waringin Barat
Kabupaten Kota Waringin Barat mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 902.927 pada tahun 2024. Angka ini meningkat 1.9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 886.460,8. Meskipun pertumbuhan tidak terlalu tinggi, Kabupaten Kota Waringin Barat tetap menduduki peringkat ketiga se-Kalimantan Tengah dalam hal pengeluaran bukan makanan. Untuk pengeluaran makanan, kabupaten ini mencatatkan Rp 949.234, dengan pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 13.3 persen dibandingkan tahun sebelumnya, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Kabupaten Kota Waringin Timur
Kabupaten Kota Waringin Timur mencatatkan pertumbuhan signifikan pada pengeluaran bukan makanan, mencapai 33.4 persen dengan nilai Rp 831.751 di tahun 2024. Peningkatan ini menempatkan kabupaten ini pada peringkat keempat se-Kalimantan Tengah untuk kategori tersebut. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan juga mengalami pertumbuhan kuat sebesar 20.3 persen, mencapai Rp 898.692. Tingginya pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat di Kabupaten Kota Waringin Timur, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.