Pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Kediri pada 2024 tercatat sebesar Rp60.380 per kapita per bulan, mengalami penurunan sebesar 15,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pengeluaran ini relatif kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa yang mencapai Rp309.667, pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp303.435, atau bahkan pengeluaran untuk rokok dan tembakau yang mencapai Rp93.146. Pengeluaran untuk kecantikan (Rp48.103) dan perawatan (Rp52.294) juga menunjukkan proporsi yang lebih tinggi dibandingkan sabun mandi.
(Baca: Persentase Jalan Kabupaten Kota Kondisi Mantap Periode 2014-2023)
Secara historis, pengeluaran sabun mandi di Kota Kediri menunjukkan fluktuasi. Dari 2018 hingga 2023, terjadi kenaikan yang cukup signifikan, dari Rp48.813 menjadi Rp71.215. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2021, yaitu sebesar 22,4%. Namun, pada 2024 terjadi penurunan yang cukup besar, mengindikasikan adanya perubahan perilaku konsumen atau faktor ekonomi lain yang mempengaruhi alokasi pengeluaran rumah tangga.
Di antara kabupaten/kota di Jawa Timur, Kota Kediri menempati urutan ke-15 dalam hal pengeluaran untuk sabun mandi pada 2024, dan urutan ke-259 secara nasional. Dibandingkan dengan kota-kota besar seperti Kota Surabaya (Rp103.566), Kabupaten Sidoarjo (Rp93.493), atau Kota Malang (Rp83.157), pengeluaran sabun mandi di Kota Kediri relatif lebih rendah. Pertumbuhan pengeluaran sabun mandi tahun terakhir di Kota Kediri juga mengalami penurunan signifikan dibandingkan beberapa wilayah lain seperti Kabupaten Ngawi yang mengalami pertumbuhan 36.8%.
Berikut perbandingan pengeluaran sabun mandi di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur pada 2024: Kota Surabaya mencatat pengeluaran tertinggi (Rp103.566) dengan pertumbuhan 3.6%. Kabupaten Sidoarjo memiliki pengeluaran Rp93.493, namun mengalami penurunan -4.2%. Kota Malang memiliki pengeluaran Rp83.157 dengan pertumbuhan 0.3%. Kota Madiun mencatat pengeluaran Rp79.905, mengalami penurunan -7.6%. Kabupaten Sumenep memiliki pengeluaran Rp78.383, mengalami penurunan tajam turun 17.3%.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Papua Tengah 2018 - 2024)
Kota Surabaya
Kota Surabaya mencatat pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.541.006 pada 2024, naik signifikan 34% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.149.686,88. Dengan pengeluaran total (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp2.602.451, Surabaya menduduki peringkat pertama di Jawa Timur. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami kenaikan menjadi Rp1.061.445 dari Rp819.085,3 tahun sebelumnya, menunjukkan peningkatan konsumsi di berbagai sektor.
Kota Malang
Kota Malang mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.216.228 pada 2024, sedikit naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.163.346,82 atau tumbuh 4.5%. Dengan total pengeluaran (makanan dan bukan makanan) sebesar Rp1.954.918, Kota Malang berada di urutan keempat di Jawa Timur. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp738.690, naik dari Rp715.313,73 tahun sebelumnya, menegaskan stabilitas pertumbuhan ekonomi di sektor konsumsi.
Kota Madiun
Kota Madiun memiliki pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.192.091 pada 2024, meningkat 15.3% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.033.945,68. Total pengeluaran (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp2.043.693, menempatkan Madiun di urutan kedua di Jawa Timur. Pengeluaran untuk makanan sebesar Rp851.602, naik dari Rp795.913,73, menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan konsumsi masyarakat.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.077.404 pada 2024, meningkat 14.7% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp939.077,05. Total pengeluaran (makanan dan bukan makanan) sebesar Rp1.959.255, menempatkan Sidoarjo di urutan ketiga di Jawa Timur. Pengeluaran untuk makanan sebesar Rp881.851, naik dari Rp759.918,32, mencerminkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat.