Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2024, besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan mencapai Rp125.020 per kapita per bulan.
Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 9,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun terjadi peningkatan, laju pertumbuhan ini sedikit melambat dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 11,4 persen. Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di kabupaten ini mengalami fluktuasi. Pada tahun 2018, angkanya tercatat sebesar Rp81.434, kemudian terus meningkat hingga mencapai Rp98.274 pada tahun 2020. Sempat mengalami penurunan pada tahun 2021 menjadi Rp91.178, pengeluaran ini kembali naik signifikan hingga tahun 2024.
(Baca: Harga Perak Naik Menuju Level US$37,845 /Troy Ons (Rabu, 06 Agustus 2025))
Besarnya pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini mencerminkan kebiasaan konsumsi masyarakat setempat. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp166.649, maka proporsi pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 75 persen. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi anggaran rumah tangga untuk rokok dan tembakau cukup signifikan.
Secara perbandingan regional, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menempati peringkat ke-9 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Utara dalam hal besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada tahun 2024. Peringkat ini berada di bawah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang berada di posisi ke-8 dengan nilai Rp131.063, dan di atas Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang berada di posisi ke-10 dengan nilai Rp120.893. Sementara itu, di tingkat nasional, kabupaten ini berada di peringkat 305.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sulawesi Utara, Kota Manado mencatatkan pertumbuhan tertinggi dalam pengeluaran untuk rokok dan tembakau, yaitu sebesar 29,5 persen. Sementara itu, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur mengalami penurunan turun 10.5 persen. Untuk nilai pengeluaran rokok dan tembakau tahun 2024, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur menjadi yang tertinggi dengan nilai 165172. Untuk rank di antara kabupaten/kota seprovinsi, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berada pada urutan 9, sama seperti tahun sebelumnya.
(Baca: Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan BPJS Mandiri Periode 2020-2024)
Kota Manado
Kota Manado menunjukkan performa yang kuat dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, dengan pertumbuhan sebesar 15.5 persen, mencapai Rp907.150 pada tahun 2024. Ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp785.585,71. Kota ini menduduki peringkat pertama se-Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara, menandakan tingkat konsumsi yang tinggi untuk barang dan jasa non-makanan. Hal ini selaras dengan statusnya sebagai ibu kota provinsi dan pusat ekonomi di Sulawesi Utara.
Kota Tomohon
Kota Tomohon mencatatkan pertumbuhan sebesar 9.7 persen dalam pengeluaran untuk makanan, dengan nilai mencapai Rp808.668 pada tahun 2024, meningkat dari Rp736.903,76 pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menempatkan Tomohon pada peringkat kedua se-Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara dalam kategori pengeluaran untuk makanan. Peningkatan ini mungkin disebabkan oleh sektor pariwisata yang berkembang pesat di Tomohon, yang mendorong peningkatan konsumsi makanan di kalangan wisatawan dan penduduk setempat.
Kota Bitung
Kota Bitung menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, dengan pertumbuhan sebesar 27.5 persen, mencapai Rp791.156 pada tahun 2024. Peningkatan ini jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp620.437,82. Dengan pertumbuhan ini, Bitung menduduki peringkat ketiga se-Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara. Pertumbuhan ini mungkin didorong oleh aktivitas ekonomi di pelabuhan Bitung, yang merupakan salah satu pelabuhan utama di Indonesia Timur.
Kota Kotamobagu
Kota Kotamobagu mengalami pertumbuhan sebesar 24 persen dalam pengeluaran untuk makanan, mencapai Rp734.257 pada tahun 2024. Kenaikan ini signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp592.248,35. Dengan pertumbuhan tersebut, Kota Kotamobagu berada di urutan ke-5 se-Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara. Pertumbuhan ini bisa jadi karena peningkatan pendapatan masyarakat dan diversifikasi sektor ekonomi di Kotamobagu.