Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Trenggalek pada 2024 sebesar Rp136.013 per kapita per bulan.
Nilai ini mengalami penurunan sebesar 10,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan ini menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat atau faktor-faktor ekonomi lainnya yang memengaruhi pengeluaran.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Nusa Tenggara Timur 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Trenggalek fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Sempat mengalami kenaikan signifikan sebesar 30,9% pada 2019, kemudian menurun 7,6% pada 2020. Setelah itu, terjadi penurunan lagi sebesar 12,1% pada 2021, diikuti kenaikan 17,1% pada 2022 dan 9,9% pada 2023. Angka tahun 2024 menjadi nilai terendah setelah 2021.
Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini merupakan bagian dari total pengeluaran masyarakat. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp177.980, maka pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mencapai 76,4%. Selain itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, pengeluaran untuk makanan jadi 27,1%.
Di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Trenggalek berada di peringkat ke-35 dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi. Sementara secara nasional, Kabupaten Trenggalek berada di peringkat ke-403. Peringkat ini menunjukkan bahwa pengeluaran masyarakat Trenggalek untuk makanan dan minuman jadi masih berada di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur maupun Indonesia.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Sumatera Selatan Periode 2018-2023)
Lima kabupaten/kota dengan pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi tahun sebelumnya adalah Kota Surabaya (Rp350.016,47), Kota Madiun (Rp356.088,77), Kabupaten Gresik (Rp321.507,26), Kota Pasuruan (Rp298.708,56), dan Kota Kediri (Rp279.342,36). Pertumbuhan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Surabaya mencapai 14,5%, Kota Madiun turun 3,8%, Kabupaten Gresik naik 0,7%, Kota Pasuruan naik 3,1%, dan Kota Kediri naik 8,6%. Secara peringkat seprovinsi tidak ada perubahan.
Kota Surabaya
Kota Surabaya menunjukkan performa ekonomi yang kuat dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp1.541.006 pada 2024, naik 34% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami peningkatan, mencapai Rp1.061.445, naik 29,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menempatkan Surabaya di peringkat pertama se-Provinsi Jawa Timur dalam hal pengeluaran per kapita, baik untuk makanan maupun bukan makanan.
Kota Malang
Kota Malang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.216.228 pada 2024, sedikit naik 4,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pengeluaran untuk makanan hanya naik 3,3%, mencapai Rp738.690. Secara keseluruhan, Kota Malang berada di peringkat kedua se-Provinsi Jawa Timur dalam hal pengeluaran per kapita bukan makanan, menunjukkan daya beli masyarakat yang cukup tinggi.
Kota Madiun
Kota Madiun menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, mencapai Rp1.192.091 pada 2024, naik 15,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami peningkatan, mencapai Rp851.602, naik 7%. Kota Madiun menempati peringkat ketiga se-Provinsi Jawa Timur dalam hal pengeluaran per kapita bukan makanan, menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.077.404 pada 2024, naik 14,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami peningkatan, mencapai Rp881.851, naik 16%. Secara keseluruhan, Kabupaten Sidoarjo berada di peringkat keempat se-Provinsi Jawa Timur dalam hal pengeluaran per kapita bukan makanan, menunjukkan potensi ekonomi yang terus berkembang.