Pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp44.326 per kapita per bulan, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu hanya sebesar 0,6%. Meski demikian, pengeluaran ini masih lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk kebersihan diri.
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Purbalingga mengalami fluktuasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2018, pengeluaran berada di angka Rp36.327, kemudian naik menjadi Rp37.380 pada tahun 2019. Sempat mengalami penurunan sedikit pada tahun 2020 menjadi Rp37.133, pengeluaran kembali melonjak signifikan pada tahun 2021 menjadi Rp41.070, mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 10,6%. Selanjutnya, pertumbuhan cenderung melambat dengan angka Rp42.666 pada tahun 2022 dan Rp44.082 pada tahun 2023.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Kalimantan Selatan 2015 - 2024)
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp169.611, pengeluaran untuk sabun mandi hanya mencakup sekitar 26,1%. Angka ini relatif kecil, namun tetap penting mengingat sabun mandi merupakan kebutuhan dasar untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Pengeluaran untuk sabun mandi juga lebih besar jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk kecantikan yang sebesar Rp29.956 per kapita per bulan.
Dalam skala Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Purbalingga menduduki peringkat 30 dari 35 kabupaten/kota dalam hal pengeluaran untuk sabun mandi. Posisi ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi sabun mandi di Purbalingga masih relatif rendah dibandingkan daerah lain seperti Kota Semarang yang menduduki peringkat 1 dengan pengeluaran Rp92.921, Kota Salatiga dengan Rp89.800 dan Kota Surakarta dengan Rp79.570. Secara nasional, Kabupaten Purbalingga berada di peringkat 447.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, pertumbuhan pengeluaran sabun mandi di Kabupaten Purbalingga tergolong rendah. Sebagai contoh, Kota Semarang mengalami pertumbuhan 15,6%, Kota Salatiga turun 1.9%, dan Kota Surakarta turun 6.4%. Sementara itu, Kabupaten Karanganyar mengalami pertumbuhan cukup baik yaitu 8.1%. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan prioritas dan kemampuan ekonomi masyarakat di berbagai daerah dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri.
Kota Semarang
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Semarang menunjukkan angka tertinggi di Jawa Tengah, yaitu mencapai Rp1.322.997 pada tahun 2024, pertumbuhan 12.6% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan juga tertinggi, yaitu Rp914.785. Peringkat Kota Semarang tertinggi di antara kabupaten/kota di Jawa Tengah.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Rumah Tangga untuk Telekomunikasi Periode 2014-2023)
Kota Salatiga
Kota Salatiga menempati posisi kedua dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.315.195. Namun terjadi penurunan 14.4% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan di kota ini mencapai Rp811.317. Peringkat Kota Salatiga kedua di antara kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Kota Surakarta
Kota Surakarta mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp942.391, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya dengan penurunan sebesar 3.7%. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp759.788. Kota Surakarta menempati peringkat ketiga dalam hal pengeluaran non makanan dan makanan di Jawa Tengah.