Pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata pengeluaran mencapai Rp33.814 per kapita per bulan. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 20,4% dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan minat masyarakat terhadap produk dan layanan kecantikan semakin meningkat.
Jika ditarik data historis, pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Muara Enim cenderung fluktuatif. Tahun 2019 sempat mengalami penurunan turun 14,4%, namun kemudian kembali naik dan mencapai titik tertinggi pada tahun 2024. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku konsumen serta pengaruh tren kecantikan yang berkembang di masyarakat. Pengeluaran masyarakat untuk kecantikan terus berkembang sesuai angka historis dari tahun ke tahun.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Papua Periode 2018-2023)
Pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Muara Enim masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa, yang mencapai Rp200.153. Namun, angka ini lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk perawatan sebesar Rp45.978. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Muara Enim memberikan perhatian khusus pada penampilan dan kecantikan, meskipun dengan alokasi dana yang lebih terbatas dibandingkan kebutuhan lainnya. Pengeluaran masyarakat terhadap barang dan jasa juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
Dalam skala provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Muara Enim menempati peringkat kedua dalam hal pengeluaran untuk kecantikan pada tahun 2024. Peringkat pertama diduduki oleh Kota Palembang dengan pengeluaran sebesar Rp44.917. Secara nasional, Kabupaten Muara Enim berada di peringkat 242. Kota Palembang berada pada urutan pertama pada rank di antara kabupaten/kota seprovinsi.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan, pertumbuhan pengeluaran kecantikan di Kabupaten Muara Enim cukup tinggi. Beberapa wilayah dengan pertumbuhan signifikan antara lain Kabupaten Banyuasin (26,9%) dan Kota Prabumulih (23,8%). Sementara itu, Kota Palembang justru mengalami penurunan turun 8,3%. Kabupaten Banyuasin berada pada urutan ke tiga pada rank di antara kabupaten/kota seprovinsi dan memiliki nilai pengeluaran kecantikan tahun sebelumnya sebesar Rp26.342,69.
(Baca: Tenaga Kependidikan SMP Swasta Lebih dari Sm Periode 2017-2024)
Kota Palembang
Kota Palembang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp861.308 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 10,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pertumbuhan ini belum mampu menggeser posisinya sebagai wilayah dengan pengeluaran bukan makanan tertinggi di Sumatera Selatan. Nilai ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran bukan makanan di Kabupaten Musi Banyuasin yang berada di urutan kedua.
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin mencatatkan pertumbuhan signifikan pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, yaitu sebesar 25,1% menjadi Rp772.408 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini menempatkan Musi Banyuasin sebagai wilayah dengan pertumbuhan pengeluaran makanan tertinggi di Sumatera Selatan. Meskipun begitu, Kota Palembang masih memimpin dengan nilai pengeluaran makanan tertinggi, yaitu Rp815.005.
Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat menunjukkan pertumbuhan positif pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan, yaitu sebesar 17,4% menjadi Rp1.312.608 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini menempatkan Lahat di posisi ketiga dalam hal total pengeluaran per kapita di Sumatera Selatan, setelah Kota Palembang dan Kabupaten Musi Banyuasin. Angka ini menunjukkan bahwa Lahat menjadi wilayah tertinggi ke tiga.
Kabupaten Banyuasin
Kabupaten Banyuasin mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan yang stagnan, yaitu 0% dengan nilai Rp523.918 pada tahun 2024. Kondisi ini berbeda dengan wilayah lain di Sumatera Selatan yang umumnya mengalami pertumbuhan pada pengeluaran bukan makanan. Meskipun demikian, Banyuasin tetap berada di urutan ke-8 dalam hal pengeluaran bukan makanan di provinsi tersebut.