Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ditutup turun 1,42% ke posisi Rp69 per lembar pada perdagangan Rabu (6/7/2022) dibanding sehari sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan posisi tertingginya sejak awal tahun ini, yakni Rp86 per lembar pada 15 Februari 2022, harga saham BUMI kini telah merosot 19,77%.
Namun, jika dibandingkan dengan posisi akhir 2021, harga saham perusahaan tambang ini masih membukukan kenaikan 2,98% (year to date/ytd).
Adapun produksi batu bara BUMI tahun ini dilaporkan terhambat oleh fenomena alam La Nina dan curah hujan tinggi.
Meski hasil kinerja operasional semester pertama 2022 belum dirilis, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menyampaikan estimasi bahwa volume penambangan dan penjualan batu bara BUMI dalam 6 bulan terakhir mencapai sekitar 35-36 juta ton.
Kini BUMI menargetkan produksi batu bara antara 79-83 juta ton sepanjang tahun 2022. Target ini lebih tinggi dibanding tahun 2021, namun masih di bawah target 2022 yang ditetapkan sebelumnya, yakni 81-86 juta ton.
“Jika hujan La Nina mereda, kami berharap dapat mencapai panduan tahun 2022 seperti yang diuraikan. Kami berada di jalur dalam memenuhi DMO,” kata Dileep, seperti dilansir Kontan.co.id, Rabu (6/7/2022).
(Baca: Bumi Resources Balik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I 2022)