Dapatkan akses instan ke artikel “Investor Masih Cemaskan Trump dan The Fed”.
Rp5.000
Kami menerima pembayaran berikut:
Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.
Naik Turun IHSG, Obligasi dan Rupiah 9-15 November 2016
Unduh
Unduh
Silakan beli artikel ini atau berlangganan untuk mengakses fitur unduh.
Sumber
Sumber
Silakan beli artikel ini atau berlangganan untuk mengakses fitur sumber.
Lembaga:
Bursa Efek Indonesia (BEI), PT,
Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA),
Bloomberg L.P.
Tanggal rilis:2016
Wilayah:Indonesia
Periode survei:9-15 November 2016
A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar
Pada perdagangan 15 November 2016, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia ditutup kembali terkoreksi 37,24 poin (0,73 persen) ke posisi 5.078,501 dari penutupan sehari sebelumnya. Ini merupakan penurunan yang ketiga kalinya secara beruntun. Kekhawatiran terhadap kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat yang cenderung protektif dan rencana kenaikan suku bunga The Fed masih menjadi fokus para investor di pasar finansial domestik.
Demikian pula indeks gabungan obligasi (ICBI) pada perdagangan 15 November 2016 kembali turun 1,687 poin (0,81 persen) ke level 206,0569 dari penutupan sehari sebelumnya. Penurunan ini merupakan yang 5 kalinya secara beruntun sejak 9 November 2016. Harga-harga obligasi kembali terkoreksi dimana indeks obligasi pemerintah gabungan (Clean Price) terkoreksi 0,85 persen menjadi 109,8737 dari penutupan sebelumnya. Sementara imbal hasil (yield) bergerak sebaliknya naik. Indeks obligasi pemerintah gabungan (Effective Yield) naik 2,09 persen menjadi 8,0982 persen dari posisi sehari sebelumnya.
Di transaksi pasar spot 15 November 2016, nilai tukar rupiah ditutup menguat 6 poin (0,04 persen) ke level Rp 13.369 per dolar Amerika. Penguatan ini merupakan yang kedua kalinya secara beruntun.