Tekanan naiknya cukai hasil tembakau (CHT) setiap tahunnya berdampak pada margin operasi perusahaan-perusahaan rokok. Ini pun membuat laba bersih mereka terus tergerus meski penjualan meningkat.
Hal ini terjadi pada Gudang Garam dan Sampoerna. Dua perusahaan rokok ini mengalami penurunan laba bersih meski pendapatannya meningkat.
Gudang Garam mencatatkan pendapatan sebesar Rp61,67 triliun pada semester I-2022, naik 1,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Meski begitu, laba bersih perusahaan anjlok 59,3% (yoy) menjadi Rp956,14 miliar.
Kemudian, Sampoerna mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,3% (yoy) menjadi Rp53,5 triliun. Akan tetapi, laba bersih perusahaan turun 26,1% (yoy) menjadi Rp3,05 triliun.
Perusahaan rokok yang dapat mencatat pertumbuhan laba adalah Wismilak Inti Makmur. Pertumbuhan pendapatan Wismilak diikuti dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 30,3% (yoy) menjadi Rp82,16 miliar.
(Baca: Penerimaan Cukai Hasil Tembakau Tumbuh 33% pada Semester I 2022)