Makin jelasnya pembentukan Holding BUMN Energi membuat harga saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terus bergerak naik sejak awal tahun. Ini juga membuat rencana perusahaan milik negara tersebut untuk mengakuisisi PT Pertamina Gas, anak usaha PT Pertamina (Persero) juga semakin terang. Dengan aksi korporasi tersebut maka penjualan emiten yang memiliki kode perdagangan PGAS tersebut akan semakin besar.
Pada perdagangan 23 Januari 2018, harga saham PGAS di tutup naik Rp 220 (8,91%) menjadi Rp 2.690 per lembar dari penutupan sehari sebelumnya. Alhasil, sepanjang tahun ini harga saham BUMN tersebut telah naik 53,71% dari posisi akhir tahun lalu. Jika dibanding harga terendahnya setahun terakhir, yakni Rp 1.405 pada 10 Oktober tahun lalu, harga saham perusahaan gas milik pemerintah tersebut telah melonjak 91,46%.
Pada perdagangan Kamis (24/1), harga saham PGAS ditransaksikan turun Rp 20 menjadi Rp 2.670 per lembar dari penutupan sehari sebelumnya. Dari indikator tekniksal Relative Strenght Index (RSI) 14 harian, saham PGAS sudah cukup mahal dan rawan terjadi koreksi karena sudah berada di atas level 70 yang meruapkan indikator telah memasuk area jenuh beli. Sebab indeks RSI saham PGAS telah berada di level 80 dari skala 0-100.