Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada perdagangan 30 Desember 2016 ditutup turun 5,855 poin (0,11 persen) ke level 5.296,711. Namun sepanjang 2016, bursa Jakarta mampu mencatat kenaikan 15,32 persen dari posisi akhir 2015. Angka ini hanya kalah dari bursa Thailand yang berhasil membukukan kenaikan 19,79 persen. Sementara sebagian bursa Asia lainnya justru mencatat penurunan.
Terkendalinya inflasi sepanjang 2016, penurunan suku bunga, serta stabilnya nilai tukar rupiah mampu memicu kenaikan harga-harga saham di bursa domestik. Kenaikan IIHSG juga dipicu oleh membaiknya komoditas, terutama harga minyak mentah. Meski sempat mengalami tekanan ketika Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat, namun bursa domestik mampu ditutup di teritori positif hingga akhir 2016. Fundamental makroekonomi Indonesia yang masih cukup bagus serta optimisme investor terhadap pertumbuhan ekonomi 2017 mampu mendorong investor tetap berinvestasi di bursa saham Jakarta.