PT Timah (Persero) Tbk berhasil meraup laba Rp 270,06 miliar pada semester pertama 2021, setelah pada semester pertama tahun mengalami kerugian Rp 390,07 miliar. Perolehan laba perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut pada paruh pertama tahun ini ditopang oleh turunnya beban operasional sebesar 39,34% menjadi Rp 4,74 triliun dari sebelumnya karena penghentian operasional perusahaan.
Alhasil, meskipun pendapatan turun 26,9% menjadi Rp 5,87 triliun, perusahaan milik pemerintah berkode TINS di Bursa Efek Indonesia tersebut mampu meraih laba di paruh pertama tahun ini.
Aset PTBA menyusut 6,76% menjadi Rp 13,54 triliun pada akhir Juni 2021 dibanding posisi akhir Juni 2020. Rinciannya, kewajibannya turun 13,49% menjadi Rp 8,29 triliun dan ekuitasnya meningkat 6,3% menjadi Rp 5,25 triliun.
Meskipun kinerja keuangannya membaik, harga saham tidak banyak berubah sepanjang tahun ini. Harga saham TINS ditutup di posisi Rp 1.500 pada perdagangan, Rabu, 1 September 2021. Harga tersebut hanya naik tipis 1% dari posisi akhir 2020 (year to date/ytd).
Pemerintah Indonesia tercatat sebagai pemegang saham seri A sebanyak 1 lembar PT Timah. Sementara PT Indonesia Asahan Aluminium Persero (Inalum) merupakan pemegang 65% saham seri B, sisanya 35% dimiliki masyarakat.