PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencetak pendapatan USD 658,9 juta atau sekitar Rp9,9 triliun (kurs Rp15.112 per USD) pada semester I 2023, meningkat 16,7% dibanding pendapatan semester I 2022.
Dalam paruh pertama tahun ini, laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk INCO juga tumbuh 12% (yoy) menjadi USD 168,5 juta atau sekitar Rp2,5 triliun.
Adapun seluruh pendapatan INCO berasal dari hasil penjualan nikel ke luar negeri.
"Seluruh penjualan grup merupakan penjualan nikel kepada pihak-pihak berelasi yang berdomisili di Kanada (VCL) dan Jepang (SMM)," tulis manajemen INCO dalam laporan keuangannya.
VCL atau Vale Canada Limited adalah entitas induk PT Vale Indonesia Tbk, yang menguasai 43,79% saham INCO sampai akhir semester I 2023.
Kemudian SMM atau Sumitomo Metal Mining adalah entitas pengendali terbesar ketiga, dengan proporsi kepemilikan saham 15,03%.
Sementara, badan usaha milik negara (BUMN) PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menjadi entitas pengendali terbesar kedua di INCO, dengan proporsi kepemilikan saham 20,00%.
(Baca: 85% Ekspor Nikel Indonesia Dikirim ke Tiongkok pada 2022)
Adapun porsi kepemilikan saham INCO tengah menjadi perbincangan "hangat" di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Saat ini, Komisi VII DPR sedang mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil saham mayoritas INCO, supaya sumber daya nikel yang mereka kelola berada di bawah kendali Indonesia.
"Komisi VII DPR mendesak Kementerian ESDM dalam proses divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk agar mendukung MIND ID untuk menjadi saham pengendali, guna mendapatkan hak pengendalian operasional dan financial consolidation sebagai bentuk penguasaan negara melalui BUMN," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman dalam siaran persnya, Rabu (14/6/2023).
Hal senada disampaikan Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian. Ia meminta agar aset dan cadangan tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk dikonsolidasikan ke dalam buku kekayaan negara Indonesia, mengingat saat ini sumber daya tersebut masih dicatatkan di Kanada.
"Tambang ini berbeda dengan manufaktur. Kalau manufaktur asetnya hanya tanah dan industrinya, kalau ini (tambang) ada yang tersimpan di dalam, yaitu sumber daya dan cadangan. Nah, ini yang tercatat di Kanada,” kata Ramson.
(Baca: Bukan Cuma Produsen, Indonesia Merupakan Pemilik Cadangan Nikel Terbesar Dunia pada 2022)