Bank Indonesia (BI) melaporkan utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar US$416,3 miliar pada Februari 2022. Jumlah itu naik 0,53% dibandingkan pada bulan sebelumnya (month to month/m-to-m).
Kenaikan secara bulanan ini merupakan pertama kali sejak September 2021 yang terus menurun. Kenaikan sebelumnya terjadi pada Agustus 2021 yang menyentuh level tertingginya sebesar US$423,9 miliar.
Jika dibandingkan dengan posisi akhir 2021, ULN Indonesia naik 0,18% (year to date/ytd). Bila dibandingkan dengan posisi Februari 2021, ULN Indonesia terkontraksi 1,5% (year on year/yoy).
Dilihat lebih rinci, ULN pemerintah tercatat sebesar US$201,1 miliar pada Februari 2022, tumbuh 0,86% dibandingkan bulan sebelumnya (m-to-m). Secara tahunan, ULN pemerintah turun sebesar 3,9% (yoy).
ULN bank sentral tercatat sebesar US$8,9 miliar pada Februari 2022, tumbuh 0,24% secara bulanan (m-to-m). Secara tahunan, ULN bank sentral tumbuh signifikan sebesar 211,5% (yoy).
Sementara ULN swasta tercatat sebesar US$206,3 miliar pada Februari 2022, tumbuh 0,2% secara bulanan. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 2% (yoy).
Bank Sentral mencatat, ULN Indonesia pada Februari 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang relatif stabil di kisaran 34,2%, sedikit meningkat dibandingkan rasio bulan sebelumnya yang sebesar 34%.
Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,8% dari total ULN.
(Baca Juga: RI Masuk Daftar 10 Negara Menengah ke Bawah dengan Utang Luar Negeri Terbesar)