Sepanjang semester pertama 2017, terdapat 16 emiten baru yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Dari jumlah tersebut, 15 emiten berhasil mencatat kenaikan harga dan hanya satu yang mengalami penurunan. Dari 15 emiten yang mencatat kenaikan harga, sembilan di antaranya naik lebih dari 100 persen. Bahkan dua di antaranya melonjak lebih dari seribu persen.
Harga saham PT Sanurhasta Mitra Tbk pada perdagangan 22 Juni 2017 ditutup di Rp 1.485 per saham yang berarti melonjak 1.314 persen. Artinya jika investor membeli saham dengan kode perdagangan MINA di penawaran perdana (Initial Public Offering/IPO), yaitu Rp 105 per saham maka telah memperoleh keuntungan yang sangat besar, yakni lebih dari 13 kali lipat.
Fundamental perekonomian Indonesia yang masih cukup solid seperti pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen, laju inflasi terkendali sekitar 3 persen, serta terjaganya nilai tukar rupiah di level Rp 13 ribu per dolar Amerika Serikat menjadi penopang para investor tetap berinvestasi di bursa domestik. Ditambah lagi, lembaga pemeringkat Standard & Poor’s menaikkan rating utang Indonesia menjadi BBB- sehingga masuk level layak investasi kembali menjadi daya tarik bagi para pengelola dana berinvestasi di bursa Jakarta, baik lokal maupun asing. Alhasil, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (22/6) kembali ditutup di posisi 5.829,7 dan merupakan level tertingginya sepanjang sejarah.