Mata uang kripto terus mengalami penurunan di awal tahun ini. Kecemasan para investor terhadap kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) yang akan lebih cepat dari dari perkiraan sebelumnya menyulut kejatuhan harga mata uang digital.
Tidak hanya di pasar uang kripto, sentimen negatif tersebut juga membebani pergerakan harga di bursa saham. Indeks harga saham acuan dunia, Dow Jones turun 313,26 poin (0,98%) ke level 34.715,39 pada perdagangan Kamis, 20 Januari 2022. Diikuti pula indeks saham bursa Jepang, Nikkei 225 yang turun 250,67 poin (0,9%) ke posisi 27.522,26 pada hari ini.
Dari laman Coinbase, Shping memimpin kejatuhan mata uang kripto dalam 24 jam terakhir. Harga mata uang kripto dengan kode SHPING ditransaksikan anjlok 24,26% menjadi Rp 759,94 per koin pada perdagangan hari, Jumat, 21 januari 2022.
Uang kripto lainnya yang mengalami penurunan terbesar adalah PolySwarm (NCT), yakni sebesar 22,28% pada hari ini. Diikuti Goldfinch Protocol (GFI) turun 17.04%, Origin Token (OGN) 16,86%, dan Idex (IDEX) 16,85%.
Ada pula OriginTrail (TRAC) yang harganya ditransaksikan turun 16,03% menjadi Rp 11,26 ribu per koin pada hari ini. Setelahnya ada Gitcoin (GTC) turun 15,99%, kemudian Clover Finance (CLV) 15,61%, serta Loopring (LRC) dan TrueFi (TRU) masing-masing sebesar 15,5% dan 15,16%.
(Baca: Berinvestasi Uang Kripto Berisiko Tinggi, Ini Buktinya!)