Tiap Tahun Ada Serangan Digital ke Jurnalis dan Media di Indonesia

Media

Premium

Akbar Ridwan 26/05/2025 18:00 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Berdasarkan data yang dihimpun Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, selama periode 2020-2024 selalu ada serangan digital kepada jurnalis dan media di Indonesia.

Jumlah Serangan Digital terhadap Jurnalis dan Media yang Tercatat AJI Indonesia (2020-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Tiap Tahun Ada Serangan Digital ke Jurnalis dan Media di Indonesia”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Jumlah Serangan Digital terhadap Jurnalis dan Media yang Tercatat AJI Indonesia (2020-2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut laporan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, dalam lima tahun terakhir selalu ada serangan digital yang ditujukan ke jurnalis dan media dalam negeri.

Serangan digital ini mencakup doxing atau pengungkapan data pribadi tanpa izin, distributed denial of service (DDoS) atau gangguan terhadap situs web, peretasan situs, akun media sosial, dan sebagainya.

Sepanjang 2020 ada 7 kasus serangan digital terhadap jurnalis dan media yang tercatat oleh AJI Indonesia.

Pada tahun-tahun berikutnya jumlahnya berfluktuasi, hingga menjadi 10 kasus pada 2024.

"Meskipun jumlahnya menurun dibandingkan tahun 2023, sifat dan dampak serangan ini terus menimbulkan ancaman serius terhadap kebebasan pers dan keamanan digital para praktisi media," tulis AJI Indonesia dalam Indonesian Press Freedom Situation Report 2024.

"Banyak juga insiden yang tidak dilaporkan atau tidak didokumentasikan oleh AJI karena beberapa alasan. Beberapa diselesaikan secara mandiri, yang lain dilaporkan dan didokumentasikan oleh organisasi berbeda, dan beberapa lainnya dibiarkan begitu saja," kata mereka.

AJI Indonesia menilai ada pola berulang dalam serangan digital ke jurnalis dan media, seperti peretasan e-mail, penangguhan akun media sosial, doxing, dan phishing.

Serangan-serangan tersebut umumnya memiliki karakteristik yang sama, yakni pelaku tidak berhasil teridentifikasi.

(Baca: Tingkat Kebebasan Pers RI Turun pada 2025, Ini Posisinya di ASEAN)

Editor : Adi Ahdiat