Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah provinsi yang paling banyak dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam paruh pertama tahun ini.
Selama periode Januari-Juli 2023, luas area karhutla di NTT sudah mencapai 28.718 hektare (ha), setara 31% dari luas karhutla nasional yang totalnya 90.405 ha.
(Baca: Emisi Gas Rumah Kaca RI Paling Banyak dari Sektor Kehutanan dan Kebakaran Gambut)
Berikut daftar 10 provinsi dengan luas area karhutla terbesar periode Januari-Juli 2023:
- Nusa Tenggara Timur: 28.718 ha
- Kalimantan Barat: 12.537 ha
- Nusa Tenggara Barat: 9.662 ha
- Kalimantan Selatan: 7.483 ha
- Jawa Timur: 7.076 ha
- Lampung: 2.992 ha
- Kalimantan Tengah: 2.948 ha
- Sulawesi Tenggara: 2.848 ha
- Maluku: 2.765 ha
- Riau: 2.220 ha
Menurut Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), karhutla tahun ini berpotensi meningkat karena ada fenomena cuaca El Nino.
"Di Indonesia, secara umum dampak dari El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan yang meningkatkan potensi bencana kebakaran lahan dan hutan," kata BRGM di situs resminya (Mei 2023).
"Potensi bencana kebakaran lahan dan hutan akan meningkat terutama di ekosisem lahan gambut, di mana kubah-kubah gambut akan mengering karena terjadinya musim kemarau," lanjutnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, BRGM menyatakan sudah bekerja sama dengan KLHK, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta TNI untuk melakukan pembasahan lahan gambut dengan teknologi modifikasi cuaca.
Polri juga terlibat dalam upaya antisipasi masalah ini, dengan melakukan sosialisasi larangan membakar lahan dan patroli di berbagai wilayah.
(Baca: 42 Negara Rawan Kekeringan akibat El Nino, Termasuk Indonesia)