NTT Selalu Dilanda Karhutla 10 Tahun Terakhir, BMKG Imbau Tingkatkan Kesiagaan

Lingkungan

Premium

Akbar Ridwan 29/07/2025 18:03 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut data Kementerian Kehutanan, Nusa Tenggara Timur (NTT) selalu dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam 10 tahun terakhir. BMKG juga mengimbau untuk meningkatkan kesiagaan tahun ini.

Indikasi Luas Kebakaran Hutan dan Lahan/Karhutla di Provinsi Nusa Tenggara Timur (2016-Juni 2025)*

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “NTT Selalu Dilanda Karhutla 10 Tahun Terakhir, BMKG Imbau Tingkatkan Kesiagaan”.

Rp7.500

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Indikasi Luas Kebakaran Hutan dan Lahan/Karhutla di Provinsi Nusa Tenggara Timur (2016-Juni 2025)*

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut data Kementerian Kehutanan, Nusa Tenggara Timur (NTT) selalu dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam 10 tahun terakhir. Luas kebakarannya juga cenderung meningkat.

Pada 2016, indikasi luas karhutla di NTT baru sekitar 8,9 ribu hektare. Setelah itu trennya naik, hingga luas kebakarannya selalu melebihi 50 ribu hektare sejak 2018.

Titik puncaknya tercatat pada 2019 dan 2021, ketika indikasi luas karhutla NTT melampaui 130 ribu hektare.

Adapun sejak awal tahun ini sampai Juni 2025, indikasi luas karhutla di NTT sudah mencapai 1,4 ribu hektare.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyatakan, NTT merupakan salah satu provinsi yang mengalami peningkatan risiko karhutla mulai Juli sampai Oktober 2025.

"Juli-September 2025, risiko karhutla meluas ke Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. NTT, NTB, Papua Selatan, Kalimantan Selatan, serta Bangka Belitung menjadi wilayah dengan potensi risiko tertinggi," kata BMKG dalam siaran pers (29/4/2025).

"Oktober 2025, risiko karhutla diprediksi tetap tinggi di NTT, Papua Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah," lanjutnya.

BMKG pun mengimbau pemerintah daerah di provinsi-provinsi tersebut untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

(Baca: Luas Kebakaran Hutan di Sumatera Selatan Menurun sampai Semester I 2025)

Editor : Adi Ahdiat