Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB ADHB sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2024 mencapai Rp 3.67 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 12.39% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 3.27 triliun. Pertumbuhan ini juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir (2021-2023) yang hanya sebesar 8.67%.
Jika dibandingkan dengan lima tahun terakhir (2019-2023), pertumbuhan PDRB sektor ini di NTT menunjukkan performa yang lebih baik pada tahun 2024. Pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2024 (12.39%), sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2022 yaitu 1.14%. Anomali pertumbuhan terendah pada tahun 2022 ini perlu dipertimbangkan lebih lanjut faktor-faktor penyebabnya, mengingat tahun-tahun sebelumnya menunjukkan tren pertumbuhan yang lebih konsisten.
(Baca: 10 Provinsi Terpilih Harga Daging Sapi Kualitas 2 Tertinggi (Kamis, 28 Agustus 2025))
Secara peringkat di Pulau Nusa Tenggara dan Bali, NTT menempati posisi ke-2 pada tahun 2024, naik dari posisi ke-3 pada tahun sebelumnya. Sementara itu, secara nasional, NTT berada di peringkat ke-20. Nilai PDRB NTT juga merupakan yang tertinggi kedua di pulau tersebut, berada di bawah Bali yang memiliki nilai PDRB sektor kesehatan dan sosial yang lebih tinggi.
Kenaikan tertinggi PDRB sektor ini terjadi pada tahun 2024 dengan nilai Rp 405.54 miliar. Sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2022 dengan nilai Rp 32.68 miliar. Ini menunjukkan adanya fluktuasi yang signifikan dalam pertumbuhan sektor ini, dimana pada tahun 2022 terjadi perlambatan yang cukup besar, namun kemudian kembali melonjak pada tahun 2023 dan 2024.
Jika ditarik garis lurus, tren pertumbuhan PDRB sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial di Nusa Tenggara Timur cenderung meningkat dalam kurun waktu 2010 hingga 2024. Walaupun sempat mengalami perlambatan pada tahun 2022, secara keseluruhan sektor ini menunjukkan kontribusi yang semakin signifikan terhadap perekonomian daerah.
Lampung
Di Lampung, PDRB sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencapai Rp 4.85 triliun, menempatkannya pada peringkat ke-4 di pulau Sumatera. Meskipun demikian, pertumbuhan sektor ini adalah sebesar 10.17%, yang menunjukkan peningkatan yang solid. Dengan selisih nilai sebesar Rp 448.13 miliar dari tahun sebelumnya, Lampung menunjukkan kontribusi yang signifikan dalam sektor ini di wilayahnya.
(Baca: Statistik Produktivitas Padi 38 Provinsi Periode 2018-2023)
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 4.15 triliun, menempatkannya pada urutan ke-5 di pulau Sumatera. Pertumbuhan sebesar 9.36% menunjukkan peningkatan yang stabil, dengan selisih nilai sebesar Rp 355.43 miliar dari tahun sebelumnya. Sektor ini terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Sumatera Selatan.
Jambi
Jambi, dengan nilai PDRB sektor ini sebesar Rp 4.10 triliun, menduduki peringkat ke-6 di pulau Sumatera. Pertumbuhan yang mencolok sebesar 15.48% menunjukkan kinerja yang kuat, dengan selisih nilai mencapai Rp 549.91 miliar dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan sektor kesehatan dan sosial di Jambi mengalami ekspansi yang signifikan.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 3.52 triliun, menempatkannya di peringkat ke-3 di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan sebesar 7.39%, dengan selisih nilai sebesar Rp 242.35 miliar dari tahun sebelumnya, menunjukkan kontribusi yang stabil dari sektor ini. NTB terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan sosial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah, dengan nilai PDRB sektor ini sebesar Rp 3.51 triliun, menempati peringkat ke-3 di pulau Sulawesi. Pertumbuhan sebesar 4.49%, dengan selisih nilai sebesar Rp 151.08 miliar dari tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa sektor kesehatan dan sosial terus berkembang. Sulawesi Tengah terus berupaya meningkatkan investasi dalam layanan kesehatan dan sosial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kep. Riau
Kepulauan Riau mencatatkan nilai PDRB sektor ini sebesar Rp 3.12 triliun, menempatkannya pada peringkat ke-7 di pulau Sumatera. Dengan pertumbuhan yang mencolok sebesar 21.15%, terdapat selisih nilai sebesar Rp 545.37 miliar dari tahun sebelumnya. Kepulauan Riau menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengembangan sektor kesehatan dan sosial, yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah ini.