Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2024 mencapai Rp 11.170 juta. Data historis menunjukkan pertumbuhan positif selama periode 2010-2024. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2018 sebesar 19.99%, sementara pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 2.37%. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi kenaikan sebesar Rp 830 juta atau 8.03%.
Rata-rata pertumbuhan PDRB ADHB Air Limbah Kabupaten Tasikmalaya selama 3 tahun terakhir (2022-2024) adalah 6.38%, lebih rendah dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) yaitu 9.25%. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa laju peningkatan PDRB sektor ini sedikit melambat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, nilai PDRB tahun 2024 tetap merupakan yang tertinggi dalam periode tersebut.
(Baca: Nilai PDRB ADHB Produk Domestik Regional Bruto Periode 2013-2025)
Peringkat Kabupaten Tasikmalaya dalam PDRB ADHB Air Limbah di Pulau Jawa pada tahun 2024 adalah 109, sama dengan tahun 2023. Secara nasional, peringkat Kabupaten Tasikmalaya adalah 263, naik satu peringkat dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan posisi yang stabil di tingkat pulau dan sedikit perbaikan di tingkat nasional.
Kenaikan tertinggi PDRB ADHB Air Limbah Kabupaten Tasikmalaya terjadi pada tahun 2018 dengan nilai Rp 1134.9 juta. Kenaikan terendah terjadi pada tahun 2012 dengan nilai Rp 80.1 juta. Tidak ada anomali yang signifikan dalam data historis, namun fluktuasi pertumbuhan dari tahun ke tahun menunjukkan dinamika sektor ini.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Pulau Jawa, PDRB ADHB Air Limbah Kabupaten Tasikmalaya berada di posisi tengah. Untuk meningkatkan kinerja sektor ini, Kabupaten Tasikmalaya dapat belajar dari praktik terbaik daerah lain yang memiliki peringkat lebih tinggi. Selain itu, kebijakan yang mendukung pengelolaan sampah dan limbah yang berkelanjutan dapat mendorong pertumbuhan sektor ini di masa depan.
Kabupaten Buru
Kabupaten Buru menduduki peringkat ke-260 secara nasional dengan nilai PDRB ADHB Air Limbah sebesar Rp 11.410 juta. Pertumbuhan PDRB ADHB Air Limbah sebesar 3.73% menunjukkan peningkatan yang moderat dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, masih terdapat ruang untuk meningkatkan kinerja sektor ini agar dapat bersaing dengan daerah lain. Kabupaten Buru perlu mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air dan limbah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Periode 2013-2024)
Kabupaten Bireuen
Dengan nilai PDRB ADHB Air Limbah sebesar Rp 11.380 juta, Kabupaten Bireuen menempati peringkat ke-261 se-Indonesia. Pertumbuhan PDRB ADHB Air Limbah sebesar 9.32% menunjukkan laju peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Bireuen perlu terus berupaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ini dengan meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya air dan limbah. Dengan upaya yang berkelanjutan, Kabupaten Bireuen berpotensi untuk meningkatkan peringkatnya di tingkat nasional.
Kota Padang Panjang
Kota Padang Panjang mencatatkan nilai PDRB ADHB Air Limbah sebesar Rp 11.370 juta, menempatkannya pada peringkat ke-262 secara nasional. Pertumbuhan PDRB ADHB Air Limbah sebesar 7.16% menunjukkan perkembangan yang positif dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Padang Panjang perlu terus berinovasi dalam pengelolaan sumber daya air dan limbah untuk meningkatkan kinerja sektor ini. Dengan mengembangkan teknologi pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, Kota Padang Panjang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kota Salatiga
Kota Salatiga memiliki nilai PDRB ADHB Air Limbah sebesar Rp 11.150 juta, menduduki peringkat ke-264 se-Indonesia. Pertumbuhan PDRB ADHB Air Limbah sebesar 8.04% menunjukkan peningkatan yang cukup baik dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Salatiga perlu terus berinvestasi dalam infrastruktur pengelolaan air dan limbah untuk meningkatkan kapasitas sektor ini. Dengan meningkatkan kualitas layanan air bersih dan pengelolaan limbah yang efisien, Kota Salatiga dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Kabupaten Pesisir Selatan
Kabupaten Pesisir Selatan mencatat nilai PDRB ADHB Air Limbah sebesar Rp 11.060 juta dan menduduki peringkat ke-265 secara nasional. Pertumbuhan PDRB ADHB Air Limbah sebesar 5.43% menunjukkan peningkatan yang moderat dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Pesisir Selatan perlu berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sumber daya air dan limbah yang berkelanjutan. Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, Kabupaten Pesisir Selatan dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kabupaten Banjarnegara
Kabupaten Banjarnegara menduduki peringkat ke-266 secara nasional dengan nilai PDRB ADHB Air Limbah sebesar Rp 11.020 juta. Pertumbuhan PDRB ADHB Air Limbah sebesar 8.04% menunjukkan peningkatan yang cukup baik dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Banjarnegara perlu terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya air dan limbah. Dengan mengembangkan sistem pengelolaan limbah terpadu, Kabupaten Banjarnegara dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.