Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Sektor Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir Kalimantan Timur pada tahun 2024 mencapai Rp 13.390,55 miliar. Nilai ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 11,04% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan 3 tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 12,21%. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) yang sebesar 9,75%, pertumbuhan tahun 2024 masih lebih baik.
Secara historis, pertumbuhan tertinggi PDRB sektor ini di Kalimantan Timur terjadi pada tahun 2015, yakni sebesar 21,53%. Sementara itu, pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2013, dengan penurunan turun 3,03%. Pertumbuhan tahun 2024 ini menunjukkan pemulihan setelah sempat mengalami penurunan pada tahun 2013.
(Baca: Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Negara Tujuan Afrika Periode 2013-2024)
Pada tahun 2024, Kalimantan Timur menduduki peringkat pertama di pulau Kalimantan untuk PDRB sektor ini, dengan nilai Rp 13.390,55 miliar. Secara nasional, Kalimantan Timur berada di peringkat ketiga.
Kenaikan tertinggi PDRB pergudangan jasa angkutan Kalimantan Timur secara nominal terjadi pada tahun 2023, dengan selisih Rp 1.581,06 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan terendah terjadi pada tahun 2020, dengan selisih hanya Rp 280 miliar. Anomali terjadi pada tahun 2013, dimana terjadi penurunan nilai PDRB sebesar Rp 136 miliar.
Dibandingkan lima tahun terakhir, peringkat Kalimantan Timur secara nasional cukup fluktuatif. Kalimantan Timur sempat berada di peringkat 4 selama beberapa tahun sebelum akhirnya naik ke peringkat 3 pada tahun 2021 dan bertahan hingga tahun 2024.
(Baca: PDRB Konsumsi Pemerintah Periode 2013-2023)
DKI Jakarta
DKI Jakarta menduduki peringkat pertama secara nasional dengan nilai PDRB mencapai Rp 55.676,46 miliar. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta menunjukkan angka yang solid, yakni sebesar 9,16%. Dengan nilai PDRB tertinggi di Indonesia, DKI Jakarta jelas menjadi kontributor utama bagi perekonomian nasional. Rata-rata pertumbuhan PDRB di Jakarta dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren positif, mengukuhkan posisinya sebagai pusat ekonomi yang dinamis dan terus berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang stabil ini didukung oleh berbagai sektor unggulan dan investasi yang berkelanjutan.
Jawa Timur
Jawa Timur menempati posisi kedua secara nasional dengan nilai PDRB sebesar Rp 38.988,13 miliar. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 8,86%, menunjukkan stabilitas dan potensi yang besar. Sebagai salah satu provinsi dengan kontribusi signifikan terhadap PDRB nasional, Jawa Timur terus menunjukkan kinerja yang kuat dalam berbagai sektor industri. Perkembangan ini didorong oleh infrastruktur yang memadai, sumber daya manusia yang kompeten, serta kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sumatera Utara
Sumatera Utara berada di peringkat keempat secara nasional dengan nilai PDRB tercatat sebesar Rp 11.513,68 miliar, dengan pertumbuhan mencapai 6,84%. Meskipun berada di urutan keempat, Sumatera Utara menunjukkan potensi ekonomi yang signifikan di wilayah Sumatera. Rata-rata pertumbuhan PDRB di provinsi ini dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren positif, menandakan peningkatan aktivitas ekonomi yang berkelanjutan. Investasi di sektor pertanian, perkebunan, dan industri pengolahan terus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
Banten
Banten menempati peringkat kelima secara nasional dengan nilai PDRB sebesar Rp 11.008,61 miliar, menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan, mencapai 13,56%. Pertumbuhan ekonomi Banten yang kuat ini mencerminkan peningkatan aktivitas industri dan perdagangan di wilayah tersebut. Sebagai daerah yang berdekatan dengan DKI Jakarta, Banten memiliki keuntungan geografis yang strategis, mendukung pertumbuhan sektor manufaktur, logistik, dan jasa. Investasi di infrastruktur dan pengembangan kawasan industri terus menjadi fokus utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Banten.