Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk setengah pengangguran di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2024 sebanyak 472.913 jiwa. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan sebesar 27,42% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini juga terlihat dari selisih nilai yang mencapai 101.756 jiwa dibandingkan tahun 2023. Secara historis, dalam lima tahun terakhir, jumlah setengah pengangguran di Nusa Tenggara Barat cenderung fluktuatif. Terjadi penurunan pada tahun 2022 dan 2023, namun kembali melonjak di tahun 2024. Peningkatan ini menempatkan Nusa Tenggara Barat pada peringkat pertama di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, serta peringkat kelima secara nasional.
Rata-rata jumlah penduduk setengah pengangguran di Nusa Tenggara Barat dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah 401.847,67 jiwa. Dibandingkan dengan rata-rata ini, jumlah pada tahun 2024 lebih tinggi. Jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu 401.618,2 jiwa, pertumbuhan jumlah setengah pengangguran di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2024, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2023 dengan penurunan turun 9,29%.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Kalimantan Selatan Periode 2018-2023)
Peringkat Nusa Tenggara Barat di tingkat pulau untuk jumlah setengah pengangguran pada tahun 2024 adalah yang tertinggi, yaitu peringkat 1. Secara nasional, Nusa Tenggara Barat menempati peringkat 5. Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Nusa Tenggara dan Bali, Nusa Tenggara Barat memiliki jumlah setengah pengangguran tertinggi. Anomali terjadi pada tahun 2021 dan 2022, di mana Nusa Tenggara Barat sempat berada di peringkat kedua di wilayah pulau ini.
Jika melihat data perbandingan dengan provinsi lain, terlihat perbedaan yang signifikan. Jawa Barat menduduki peringkat pertama secara nasional dengan jumlah setengah pengangguran tertinggi. Nusa Tenggara Barat menempati urutan kelima secara nasional. Pertumbuhan persentase di Nusa Tenggara Barat juga cukup tinggi dibandingkan dengan beberapa provinsi lainnya di pulau Jawa.
Kenaikan jumlah setengah pengangguran di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2024 menjadi perhatian. Kenaikan ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pengangguran di provinsi ini. Data ini memberikan gambaran penting tentang kondisi ketenagakerjaan di Nusa Tenggara Barat dan dapat menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan yang lebih efektif.
Jawa Barat
Jawa Barat menempati posisi puncak sebagai provinsi dengan jumlah setengah pengangguran tertinggi di Indonesia, mencapai 1.886.634 jiwa. Dengan pertumbuhan mencapai 26,95%, Jawa Barat menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun menduduki peringkat pertama secara nasional dan di Pulau Jawa, data ini mengindikasikan adanya tantangan besar dalam menciptakan lapangan kerja yang layak di provinsi tersebut. Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Islam di Jawa Tengah 2015-2024)
Jawa Timur
Jawa Timur menempati urutan kedua secara nasional dan di Pulau Jawa dengan jumlah setengah pengangguran sebanyak 1.648.862 jiwa. Pertumbuhan mencapai 26,58%, Jawa Timur menunjukkan peningkatan yang cukup besar dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan selisih nilai sebesar 346.191 jiwa, Jawa Timur menghadapi tantangan dalam mengurangi jumlah setengah pengangguran di wilayahnya.
Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah berada di urutan ketiga secara nasional dan di Pulau Jawa, mencatatkan 1.559.730 jiwa setengah pengangguran. Pertumbuhan di Jawa Tengah mencapai 21,93%. Selisih nilai dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 280.559 jiwa. Angka ini menunjukan bahwa ada permasalahan yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah.
Sumatera Utara
Sumatera Utara menduduki peringkat pertama di Pulau Sumatera dan keempat secara nasional dengan 673.070 jiwa setengah pengangguran. Pertumbuhan yang signifikan mencapai 32,55% menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan selisih nilai 165.277 jiwa, Sumatera Utara perlu fokus pada penciptaan lapangan kerja.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat menempati peringkat pertama di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, serta peringkat kelima secara nasional. Dengan jumlah setengah pengangguran 472.913 jiwa, pertumbuhan mencapai 27,42%. Peningkatan ini juga terlihat dari selisih nilai yang mencapai 101.756 jiwa dibandingkan tahun 2023.