Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat jumlah proyek investasi PMA di Provinsi Maluku pada tahun 2024 sebanyak 54 Proyek. Data historis menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Pada tahun 2024, terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih -9 Proyek. Meskipun terjadi penurunan di tahun 2024, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 44 Proyek, namun lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2019-2023) yang sebesar 41.6 Proyek.
Pertumbuhan investasi PMA di Maluku cukup fluktuatif. Pada tahun 2024, pertumbuhan tercatat -14.29%. Kenaikan tertinggi dalam periode historis terjadi pada tahun 2014 dengan pertumbuhan mencapai 480%, sementara penurunan terdalam terjadi pada tahun 2021 dengan penurunan -50.82%. Anomali terlihat pada tahun 2014, di mana terjadi lonjakan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
(Baca: Pengangguran Terbuka Periode 2013-2025)
Secara regional di Pulau Maluku, Maluku menempati peringkat ke-2 dalam jumlah proyek investasi PMA pada tahun 2024. Data perbandingan menunjukkan provinsi lain di pulau Papua seperti Papua Barat memiliki 49 proyek, lebih rendah dibandingkan Maluku. Secara nasional, Maluku berada di peringkat ke-32.
Kenaikan tertinggi jumlah proyek investasi PMA di Maluku terjadi pada tahun 2014, meningkat 48 proyek dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2021, dengan selisih -31 Proyek. Kondisi ini menunjukkan investasi di Maluku sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan kebijakan investasi.
Tahun 2024 menunjukkan sedikit penurunan proyek investasi PMA, tetapi secara keseluruhan, investasi di Maluku masih menunjukkan potensi yang baik. Badan Koordinasi Penanaman Modal perlu terus melakukan upaya untuk meningkatkan iklim investasi dan menarik lebih banyak investor ke Maluku.
Papua Barat
Papua Barat menunjukkan performa yang solid dengan 74 proyek investasi. Meskipun demikian, terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, selisihnya turun 3 proyek atau sekitar -4.11%. Di tingkat pulau Papua, Papua Barat menduduki peringkat pertama, mengungguli provinsi lainnya. Di tingkat nasional, Papua Barat menduduki peringkat 29, menunjukkan daya tarik investasi yang cukup baik di mata investor. Pertumbuhan investasi di Papua Barat cukup stabil dibandingkan provinsi lain di pulau Papua.
(Baca: Harga Beras di Pasar Tradisional Provinsi Banten Sebulan Terakhir Turun 1,68%)
Papua
Dengan 70 proyek, Papua menempati urutan kedua di Pulau Papua dalam hal jumlah proyek investasi. Terjadi penurunan turun 3 proyek, setara dengan penurunan -4.11%. Papua menduduki peringkat ke-30 secara nasional. Pertumbuhan investasi di Papua menunjukkan sedikit perlambatan, tetapi tetap menjadi tujuan investasi yang menarik di wilayah timur Indonesia. Hal ini menunjukkan potensi ekonomi Papua yang terus berkembang.
Bengkulu
Bengkulu, yang berada di Pulau Sumatera, mencatatkan 60 proyek investasi. Angka ini menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih -41 proyek dan penurunan -40.59%. Secara nasional, Bengkulu menduduki peringkat ke-31. Penurunan yang signifikan ini mengindikasikan adanya tantangan dalam menarik investasi di Bengkulu, yang perlu diatasi dengan kebijakan yang lebih efektif. Hal ini menunjukkan adanya perlambatan investasi yang perlu diwaspadai.
Gorontalo
Gorontalo, yang terletak di Pulau Sulawesi, mencatat 50 proyek investasi. Terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dengan selisih -7 proyek atau -12.28%. Secara nasional, Gorontalo berada di peringkat ke-33. Penurunan ini mengindikasikan bahwa Gorontalo perlu meningkatkan upaya promosi investasi dan memperbaiki iklim investasi untuk menarik lebih banyak investor. Posisi ini menunjukkan bahwa Gorontalo perlu bekerja keras untuk meningkatkan daya saingnya.
Papua Selatan
Provinsi Papua Selatan mencatatkan 49 proyek investasi, menunjukkan penurunan turun 17 proyek atau sekitar -25.76% dibandingkan tahun sebelumnya. Di tingkat nasional, Papua Selatan berada di peringkat ke-34. Penurunan yang signifikan ini mengindikasikan perlunya evaluasi dan perbaikan dalam strategi promosi investasi di Papua Selatan. Hal ini menunjukkan potensi ekonomi yang belum termaksimalkan.
Papua Barat Daya
Papua Barat Daya mencatatkan 49 proyek investasi, sama dengan Papua Selatan. Penurunan turun 16 proyek atau -24.62% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikannya berada di peringkat 34 secara nasional. Penurunan ini mengindikasikan tantangan yang dihadapi dalam menarik investor ke Papua Barat Daya. Secara nasional, posisinya sejajar dengan Papua Selatan, menunjukkan kesamaan tantangan dalam menarik investasi.