Mayoritas masyarakat Indonesia bersedia untuk mengikuti tes usap dan tes cepat Covid-19. Namun seperempat masyarakat menolak melaksanakan tes tersebut, meski dilaksanakan secara gratis.
Alasan dominan masyarakat menolak mengikuti tes Covid-19 karena merasa sehat, sehingga tak perlu melakukan pemeriksaan. Sedangkan 17,4% responden khawatir ketika divonis positif Covid-19 sebab akan dikarantina dan berpotensi dikucilkan warga. Selain itu, 13,4% responden ketakutan menjalani proses tes, baik pengambilan darah dengan disuntik maupun pengambilan sampel dari hidung.
(Baca: Lebih dari 50% Masyarakat Tak Pernah Tes Covid-19)
Masyarakat diharapkan selalu menerapkan Gerakan 3M. Pemerintah terus melakukan sosialisasi agar setiap orang sering mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak.
Litbang Kompas melakukan jajak pendapat terhadap 529 responden dari 34 provinsi di Indonesia. Namun sebanyak 127 responden menolak mengikuti tes Covid-19, sekaligus menjadi basis dalam penolakan masyarakat mengikuti tes Covid-19. Tingkat kepercayaan penelitian ini 95% dengan nirpencuplikan ± 4,3%.