Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Pendapatan Pemprov dari Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan dalam APBD Pemda Provinsi Kep. Bangka Belitung pada tahun 2024 sebesar Rp 8.740.000 ribu. Nilai ini menunjukkan penurunan turun 12.86% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 10.030.000 ribu. Secara historis, pendapatan ini mengalami fluktuasi yang cukup signifikan.
Rata-rata pendapatan selama tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah Rp 8.323.333 ribu. Dibandingkan dengan rata-rata ini, pendapatan tahun 2024 sedikit lebih tinggi, namun jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu Rp 7.230.000 ribu, pendapatan tahun 2024 jauh lebih baik. Ranking Kep. Bangka Belitung secara nasional juga cenderung stabil dalam lima tahun terakhir, berada di kisaran peringkat 26 hingga 31.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Budha di Riau 2019-2024)
Kenaikan tertinggi pendapatan ini terjadi pada tahun 2023 dengan pertumbuhan mencapai 60.74%, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2015 dengan penurunan turun 80.97%. Anomali terjadi pada tahun 2024 dengan penurunan yang cukup signifikan setelah kenaikan tinggi di tahun sebelumnya.
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Sumatera, Kep. Bangka Belitung menempati peringkat ke-9 dari segi pendapatan ini. Sementara itu, secara nasional, Kep. Bangka Belitung berada di peringkat ke-30. Provinsi Bengkulu menduduki peringkat lebih baik dari Kep. Bangka Belitung dengan nilai Rp 0 ribu dengan pertumbuhan -100% dan menempati urutan ke-2 di Pulau Sumatera.
Bengkulu. Provinsi Bengkulu berada di peringkat ke-2 di Pulau Sumatera. Nilai pendapatan daerahnya dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan yang dipisahkan sangat kontras dengan daerah lain, yaitu hanya Rp 0 ribu, dengan pertumbuhan -100%. Ini menjadi nilai terendah dibandingkan seluruh provinsi yang ada dalam data perbandingan.
Gorontalo
Provinsi Gorontalo menempati peringkat ke-5 di Pulau Sulawesi, dengan nilai pendapatan sebesar Rp 0 ribu. Pertumbuhan pendapatan di Gorontalo menunjukkan angka negatif turun 100%, mengindikasikan penurunan yang sangat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Posisi ini menempatkan Gorontalo di urutan ke-33 secara nasional.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau di Kab. Musi Rawas Utara 2018 - 2024)
Kalimantan Utara
Kalimantan Utara, dengan nilai pendapatan sebesar Rp 1.900.000 ribu, menduduki peringkat ke-5 di Pulau Kalimantan. Pertumbuhan pendapatan di provinsi ini mengalami penurunan turun 22.45%. Secara nasional, Kalimantan Utara berada di peringkat ke-32.
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat mencatatkan pendapatan sebesar Rp 8.170.000 ribu, menduduki peringkat ke-6 di Pulau Sulawesi. Pertumbuhan pendapatan provinsi ini menunjukkan kenaikan yang moderat sebesar 0.86%. Peringkat Sulawesi Barat secara nasional adalah ke-31.
Kep. Riau
Kepulauan Riau memiliki pendapatan sebesar Rp 11.370.000 ribu, dan menduduki peringkat ke-5 di Pulau Sumatera. Pertumbuhan pendapatan provinsi ini positif, mencapai 12.46%. Secara nasional, Kepulauan Riau menempati peringkat ke-29.
Maluku Utara
Provinsi Maluku Utara, dengan pendapatan sebesar Rp 11.580.000 ribu, menduduki peringkat ke-2 di wilayah Pulau Maluku. Pertumbuhan pendapatan di Maluku Utara cukup baik, mencapai 5.18%. Peringkat Maluku Utara secara nasional adalah ke-28.
Papua Barat
Papua Barat mencatatkan pendapatan sebesar Rp 13.300.000 ribu, dan menduduki peringkat ke-2 di Pulau Papua. Pertumbuhan pendapatan di Papua Barat menunjukkan penurunan yang signifikan, yaitu -15.18%. Secara nasional, Papua Barat menempati peringkat ke-27.