Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur pada tahun 2024 sebanyak 3 desa.
Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan signifikan sebesar 96%, dari 75 desa di tahun 2021. Data historis menunjukkan fluktuasi, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2020 sebesar 554.55% dan penurunan terendah pada tahun 2019 turun 84.29%.
(Baca: Harga Perak Pagi Hari Diperdagangkan US$38,54 /Troy Ons (Selasa, 15 Juli 2025))
Jika dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir (2019-2021) yaitu 52.67 desa, kondisi tahun 2024 jauh lebih rendah. Bahkan jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2018-2021 dan 2024) yaitu 46 desa, jumlah desa dengan sinyal 3G/H/H+/EVDO di Bolaang Mongondow Timur pada tahun 2024 masih mengalami penurunan yang mencolok.
Secara ranking, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur berada di peringkat 50 di pulau Sulawesi dan peringkat 312 se-Indonesia pada tahun 2024. Peringkat ini tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya.
Anomali terjadi pada tahun 2024 dengan penurunan yang drastis. Hal ini berbeda jauh dengan tren 4 tahun sebelumnya yang cenderung fluktuatif namun tetap berada di atas 10 desa.
Kabupaten Simeulue
Kabupaten Simeulue menempati posisi yang sama dengan Bolaang Mongondow Timur, yaitu peringkat 312 se-Indonesia. Namun, dengan jumlah 3 desa yang memiliki jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO, Simeulue mengalami penurunan signifikan sebesar 97.48%. Meskipun berada di peringkat yang sama, kondisi di Simeulue memperlihatkan tantangan tersendiri dalam peningkatan konektivitas. Kabupaten ini menduduki peringkat 106 di Pulau Sumatera, menunjukkan perlunya upaya lebih intensif untuk memperluas jangkauan sinyal di wilayah tersebut dibandingkan Bolaang Mongondow Timur.
(Baca: Persentase Pengangguran 2024 di Kabupaten Minahasa Selatan 4,79%)
Kabupaten Takalar
Kabupaten Takalar juga mencatatkan 3 desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO, menempatkannya di peringkat 312 secara nasional. Takalar mengalami penurunan yang tajam sebesar 96.97%. Meskipun sama-sama berada di peringkat 312, Takalar menduduki peringkat 50 di Pulau Sulawesi. Data ini menyoroti perlunya intervensi yang lebih besar untuk meningkatkan infrastruktur telekomunikasi di Takalar.
Kabupaten Barru
Kabupaten Barru juga mencatatkan nilai yang sama, yaitu 3 desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO, menempatkannya di peringkat 312 secara nasional dan 50 di Pulau Sulawesi. Penurunan sebesar 94.23%. Dengan demikian, Barru juga memerlukan perhatian khusus dalam pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi.
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros menunjukkan angka yang serupa, yaitu 3 desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO, dan menduduki peringkat 312 se-Indonesia, peringkat yang sama dengan kabupaten-kabupaten lainnya. Kabupaten ini juga mengalami penurunan sebesar 97.06%. Data ini mengindikasikan bahwa Maros juga perlu memprioritaskan peningkatan infrastruktur telekomunikasi di wilayahnya.
Kabupaten Morowali
Dengan nilai indikator yang sama, yaitu 3 desa, Kabupaten Morowali juga menempati peringkat 312 di Indonesia. Penurunan yang dialami Morowali sebesar 97.2%. Dengan peringkat yang sama dan penurunan yang signifikan, Morowali perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk memperbaiki jangkauan sinyal dan meningkatkan konektivitas di wilayahnya.