Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja di sektor jasa keuangan dan asuransi di perkotaan dan perdesaan Provinsi Lampung pada tahun 2024 sebanyak 17984 pekerja. Angka ini mengalami penurunan sebesar 23.12% dibandingkan tahun sebelumnya. Data historis menunjukkan fluktuasi jumlah pekerja di sektor ini. Tahun 2016 terjadi lonjakan tertinggi sebesar 439.51% menjadi 39821 pekerja, diikuti penurunan signifikan di tahun-tahun berikutnya. Penurunan terbesar kedua terjadi pada tahun 2017 turun 47.07%.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) sebesar 23511.67 pekerja, jumlah pekerja tahun 2024 mengalami penurunan yang signifikan. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) sebesar 23903.6 pekerja, penurunan di tahun 2024 masih cukup terasa. Terlihat bahwa sektor ini mengalami masa kejayaan antara tahun 2019 hingga 2023, sebelum akhirnya mengalami penurunan di tahun 2024.
(Baca: Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp. 16.254 per Dolar AS (Rabu, 09 Juli 2025))
Secara regional di Pulau Sumatera, Lampung menempati peringkat ke-7 dalam jumlah pekerja di sektor jasa keuangan dan asuransi pada tahun 2024. Peringkat ini turun dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di posisi ke-5. Secara nasional, Lampung berada di peringkat ke-19. Perubahan peringkat ini mengindikasikan bahwa provinsi lain di Sumatera dan Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam sektor ini.
Anomali terlihat pada tahun 2016, dimana terjadi kenaikan yang sangat signifikan. Namun, kenaikan ini tidak dapat dipertahankan dan diikuti oleh penurunan di tahun-tahun berikutnya. Penurunan di tahun 2024 ini menjadi perhatian khusus karena mengindikasikan adanya tantangan baru yang dihadapi sektor jasa keuangan dan asuransi di Lampung.
Fluktuasi jumlah pekerja ini mengindikasikan dinamika yang kompleks dalam sektor jasa keuangan dan asuransi di Lampung. Faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global dan nasional, kebijakan pemerintah daerah, serta perkembangan teknologi dapat mempengaruhi jumlah pekerja di sektor ini. Perlu adanya kajian lebih lanjut untuk memahami penyebab penurunan di tahun 2024 dan merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja sektor ini di masa depan.
Riau
Riau menempati peringkat ke-4 di Pulau Sumatera dengan jumlah pekerja di sektor jasa keuangan dan asuransi sebanyak 18915 orang. Meskipun demikian, Riau mengalami penurunan sebesar 39.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan selama beberapa tahun terakhir juga menunjukkan tren negatif, mengindikasikan tantangan yang dihadapi sektor ini di Riau. Secara nasional, Riau menempati peringkat ke-16.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Bima | 2004 - 2024)
Kep. Riau
Kepulauan Riau berada di peringkat ke-5 di Pulau Sumatera dengan 18351 pekerja di sektor jasa keuangan dan asuransi. Pertumbuhan sektor ini di Kepulauan Riau sangat signifikan, mencapai 186.6%. Pertumbuhan yang tinggi ini menempatkan Kepulauan Riau sebagai salah satu wilayah dengan perkembangan sektor jasa keuangan dan asuransi yang menjanjikan. Meski begitu, secara nasional Kepulauan Riau menempati urutan ke-17.
Jambi
Jambi menduduki peringkat ke-6 di Pulau Sumatera dengan jumlah pekerja sebanyak 18328 orang. Namun, Jambi mengalami kontraksi turun 1.34%. Posisi Jambi secara nasional berada di peringkat ke-18.
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan menempati peringkat ke-3 di Pulau Kalimantan dengan jumlah pekerja di sektor jasa keuangan dan asuransi sebanyak 15733 orang. Sektor ini mengalami penurunan sebesar 5.07%. Peringkat Kalimantan Selatan secara nasional adalah 20.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara berada di posisi ke-2 di Pulau Sulawesi dengan jumlah pekerja sebanyak 13881 orang. Sektor jasa keuangan dan asuransi di Sulawesi Utara mengalami penurunan sebesar 19.23%. Secara nasional, Sulawesi Utara menduduki peringkat ke-21.
Aceh
Aceh berada di peringkat ke-8 di Pulau Sumatera dengan 11735 pekerja. Sektor ini mengalami pertumbuhan 84.43%. Posisi Aceh secara nasional adalah 22.