Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan ada 228 kasus hepatitis akut "misterius" atau acute hepatitis of unknown aetiology yang menyebar di 20 negara per 1 Mei 2022.
Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini dilaporkan menyerang anak-anak berusia 1 bulan sampai 16 tahun, serta berpotensi menimbulkan kematian.
Kasus serupa juga sudah ditemukan di Indonesia. Menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), per 1 Mei 2022 tercatat ada 3 anak di wilayah Jakarta yang meninggal dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
Per 4 Mei 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur juga melaporkan ada 114 suspek hepatitis akut dari kelompok usia umum yang tersebar di 18 kabupaten/kota Jawa Timur.
Situasi Hepatitis di Indonesia
Sebelum kasus hepatitis "misterius" ini muncul, Indonesia sudah tercatat sebagai negara yang memiliki banyak kasus hepatitis.
"Indonesia digolongkan ke dalam daerah dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas menengah sampai tinggi," tulis Kemenkes dalam publikasinya yang bertajuk Panduan Peringatan Hari Hepatitis Sedunia 28 Juli 2021.
Dan bukan hanya anak-anak, hepatitis di Indonesia juga banyak menyerang kelompok dewasa hingga lanjut usia (lansia).
Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, penderita hepatitis di Indonesia paling banyak berasal dari kelompok usia pra-pensiun atau 45-54 tahun, dengan angka prevalensi 0,46%.
Penderita hepatitis juga banyak ditemukan di kelompok bayi berusia kurang dari 1 tahun, dengan angka prevalensi 0,45%.
Diikuti kelompok lansia 65-74 tahun dan kelompok paruh baya 35-44 tahun dengan prevalensi hepatitis masing-masing 0,44%.
Berikut rincian angka prevalensi hepatitis di Indonesia berdasarkan kelompok usia, menurut Riskesdas 2018:
- <1 tahun: 0,45%
- 1-4 tahun: 0,36%
- 5-14 tahun: 0,30%
- 15-24 tahun: 0,38%
- 25-34 tahun: 0,42%
- 35-44 tahun: 0,44%
- 45-54 tahun: 0,46%
- 55-64 tahun: 0,38%
- 65-74 tahun: 0,44%
- 75+ tahun: 0,41%
(Baca Juga: Kematian akibat Hepatitis Akut RI Tertinggi di ASEAN)