Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kabupaten Yalimo, Papua pada tahun 2024 sebesar Rp 1.445.958. Nilai ini menunjukkan peningkatan sebesar 18,33% dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp 1.222.019. Jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 1.363.987, terjadi kenaikan sebesar Rp 223.938.
Secara historis, pengeluaran per kapita makanan di Kabupaten Yalimo mengalami fluktuasi dalam lima tahun terakhir. Terjadi kenaikan signifikan pada tahun 2021 sebesar 35,08%, namun sempat mengalami penurunan sebesar 10,41% pada tahun 2022. Walaupun begitu, pengeluaran per kapita pada tahun 2024 merupakan yang tertinggi dalam periode 2018-2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan 35,08% dan penurunan terendah terjadi pada tahun 2022 dengan penurunan sebesar 10.41%.
(Baca: Peringkat dan Jumlah Kunjungan Situs Kosmetik dan Kecantikan Periode April 2025)
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita makanan selama tiga tahun terakhir (2021-2023), yaitu sebesar Rp 1.316.585, nilai pada tahun 2024 lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk makanan di Kabupaten Yalimo mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Lima tahun terakhir, ranking Kabupaten Yalimo terus menanjak, dari peringkat 127 se-Indonesia pada tahun 2018 hingga peringkat 3 pada tahun 2024.
Pada tahun 2024, Kabupaten Yalimo menduduki peringkat ke-3 untuk pengeluaran per kapita makanan di Pulau Papua. Kabupaten Lanny Jaya menduduki peringkat pertama dengan nilai Rp 1.929.211, disusul Kabupaten Puncak Jaya dengan nilai Rp 1.888.613. Secara nasional, Kabupaten Yalimo berada di peringkat ke-3 setelah Kabupaten Lanny Jaya dan Kabupaten Puncak Jaya.
Kenaikan tertinggi pengeluaran per kapita makanan di Kabupaten Yalimo dalam periode yang diamati terjadi pada tahun 2021, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2022. Meskipun terdapat fluktuasi, secara umum tren pengeluaran untuk makanan di Kabupaten Yalimo menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Kabupaten Lanny Jaya
Kabupaten Lanny Jaya memimpin di Pulau Papua dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 1.929.211, menempatkannya di peringkat pertama di pulau tersebut dan secara nasional. Meskipun mengalami pertumbuhan positif sebesar 19.65%, namun perlu dicatat bahwa pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan sebesar Rp 316.810,29. Dibandingkan dua tahun sebelumnya, terjadi peningkatan yang signifikan dari Rp 1.422.203,2.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Boyolali | 2004 - 2024)
Kabupaten Puncak Jaya
Dengan nilai Rp 1.888.613, Kabupaten Puncak Jaya menduduki peringkat kedua di Pulau Papua dan peringkat kedua secara nasional. Pertumbuhan sebesar 5.08% menunjukkan peningkatan yang lebih moderat dibandingkan wilayah lainnya. Kabupaten Puncak Jaya mencatat selisih nilai dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 91.300,18. Jika ditarik lebih jauh, dua tahun sebelumnya nilainya adalah Rp 1.566.602,39.
Kabupaten Yalimo
Kabupaten Yalimo berada di posisi ketiga di Pulau Papua dan nasional dengan rata-rata pengeluaran Rp 1.445.958. Pertumbuhan sebesar 18.33% menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 223.938,59. Dibandingkan dua tahun sebelumnya, terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari Rp 1.363.987,38.
Kota Jakarta Selatan
Kota Jakarta Selatan menempati urutan keempat secara nasional dengan nilai Rp 1.273.854. Pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 25.35% menandakan peningkatan yang signifikan. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya mencapai Rp 257.595,71. Bila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yaitu Rp 946.014,07, dapat terlihat bahwa perkembangan pengeluaran per kapita makanan di Jakarta Selatan terus mengalami peningkatan.
Kota Padang Panjang
Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, mencatatkan nilai Rp 1.239.644 dan menduduki peringkat kelima secara nasional. Pertumbuhan yang sangat tinggi, mencapai 63.75%, menjadikannya wilayah dengan pertumbuhan tertinggi di antara kelima wilayah ini. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya sangat signifikan, mencapai Rp 482.630,82. Jika dibandingkan dua tahun sebelumnya dengan nilai Rp 666.765,36, menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam pengeluaran per kapita makanan.