Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Sektor Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2024 mencapai Rp 4.482,13 miliar. Terjadi pertumbuhan sebesar 9,02% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar Rp 370,79 miliar dari tahun 2023. Pertumbuhan ini menunjukkan sektor pergudangan, jasa penunjang angkutan, pos dan kurir di Sulawesi Selatan terus mengalami perkembangan positif.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) sebesar Rp 3.635,62 miliar, PDRB sektor ini pada tahun 2024 mengalami peningkatan signifikan. Rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir mencapai 16,61%. Dibandingkan lima tahun terakhir (2019-2023) dengan rata-rata Rp 3.291,33 miliar dan pertumbuhan 11,95%, kondisi tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan lebih baik. Kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2017 dengan pertumbuhan 21,11%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan kontraksi turun 5,14%.
(Baca: Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kab. Ngawi | 2024)
Sulawesi Selatan menduduki peringkat pertama di Pulau Sulawesi untuk PDRB ADHB sektor ini pada tahun 2024. Ranking ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya dalam lima tahun terakhir. Secara nasional, Sulawesi Selatan berada di peringkat ke-7. Nilai PDRB Sulawesi Selatan lebih tinggi dari rata-rata provinsi lain di pulau Sulawesi. Anomali terjadi pada tahun 2020, di mana terjadi penurunan sebesar Rp 156 miliar akibat pandemi.
Kenaikan tertinggi PDRB ADHB sektor ini terjadi pada tahun 2017 sebesar Rp 435 miliar. Nilai pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan penurunan Rp 156 miliar. Kondisi ini menunjukkan sektor ini cukup fluktuatif, dengan pertumbuhan tertinggi didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi sebelum pandemi, dan penurunan terdalam akibat pembatasan aktivitas selama pandemi.
Dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, PDRB ADHB Sektor Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir Sulawesi Selatan menempati posisi ke-7 secara nasional. Pertumbuhan 9.02% pada tahun 2024 menunjukkan kinerja yang cukup baik. Namun, perlu dicermati bahwa pertumbuhan ini masih di bawah angka pertumbuhan sebelum pandemi.
Sumatera Utara
Sumatera Utara menempati peringkat ke-4 secara nasional dengan nilai PDRB ADHB mencapai Rp 11.513,68 miliar. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara sebesar 6,84% menunjukkan peningkatan ekonomi yang stabil di wilayah ini. Peningkatan ekonomi yang stabil ini didukung oleh sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan yang berkembang pesat.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Periode 2013-2025)
Banten
Dengan nilai PDRB ADHB sebesar Rp 11.008,61 miliar, Banten menduduki peringkat ke-5 secara nasional. Pertumbuhan ekonomi Banten mencapai 13,56%. Pertumbuhan yang signifikan ini menunjukkan bahwa Banten mampu menarik investasi dan mengembangkan sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan dengan baik.
Jawa Barat
Jawa Barat mencatatkan nilai PDRB ADHB sebesar Rp 6.941,43 miliar, menempatkannya di peringkat ke-6 secara nasional. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 9,17%. Jawa Barat menunjukkan kinerja yang solid dalam sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan.
Sumatera Barat
Sumatera Barat berada di peringkat ke-8 secara nasional dengan nilai PDRB ADHB sebesar Rp 3.432,53 miliar. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat sebesar 7,41% menunjukkan bahwa wilayah ini juga mengalami peningkatan yang cukup baik dalam sektor ini. Peningkatan ini didorong oleh investasi dan pengembangan infrastruktur yang mendukung sektor pergudangan dan transportasi.
Jawa Tengah
Jawa Tengah memiliki nilai PDRB ADHB sebesar Rp 3.176,5 miliar, menduduki peringkat ke-9 secara nasional. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebesar 10,26% menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan. Hal ini mencerminkan efektivitas kebijakan ekonomi dan investasi di wilayah ini.
Kalimantan Utara
Kalimantan Utara mencatatkan nilai PDRB ADHB sebesar Rp 2.999,7 miliar dan menempati peringkat ke-10 secara nasional. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara sebesar 8,59%. Sektor pergudangan dan jasa penunjang angkutan di Kalimantan Utara terus berkembang seiring dengan investasi di sektor energi dan infrastruktur.