Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk laki-laki di perdesaan Maluku yang memiliki keluhan kesehatan pada tahun 2024 sebesar 11,79 persen. Data historis menunjukkan fluktuasi selama periode 2009-2024. Pada tahun 2024, terjadi penurunan signifikan sebesar 31,17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini cukup kontras dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir (2019-2023) yang cenderung fluktuatif, dengan angka pertumbuhan masing-masing -14.6 persen, 1.22 persen, -17.17 persen, -1.24 persen, dan 19.87 persen. Penurunan tajam pada 2024 menjadi anomali tersendiri.
Jika dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya, persentase tertinggi keluhan kesehatan terjadi pada tahun 2018, yakni sebesar 20,21 persen. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2024, yaitu 11,79 persen. Rata-rata persentase keluhan kesehatan selama tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah 14,49 persen. Data ini menunjukkan kondisi 3 tahun terakhir lebih baik dibandingkan rata-rata 5 tahun sebelumnya (2019-2023) yang sebesar 16,61 persen, terlihat dari selisih sekitar 2,12 persen.
(Baca: Persentase Penduduk Perempuan di yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Periode 2013-2024)
Pada tahun 2024, Maluku berada di peringkat ke-2 di antara pulau-pulau lain terkait persentase penduduk laki-laki di perdesaan yang memiliki keluhan kesehatan, naik dari peringkat ke-1 pada tahun 2023. Secara nasional, Maluku berada di peringkat ke-35. Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Maluku, Maluku memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan Maluku Utara yang mencapai 12,17 persen dan menduduki peringkat ke-1 di pulau tersebut serta peringkat ke-33 secara nasional.
Kenaikan tertinggi dalam periode historis terjadi pada tahun 2018 dengan peningkatan sebesar 15,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, penurunan paling signifikan terjadi pada tahun 2024 dengan penurunan sebesar 31,17 persen. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 3 tahun terakhir yang lebih fluktuatif, bahkan cenderung negatif.
Anomali penurunan tajam pada tahun 2024 perlu dicermati lebih lanjut. Meskipun demikian, jika dilihat dari tren lima tahun terakhir, persentase penduduk laki-laki di perdesaan yang memiliki keluhan kesehatan di Maluku cenderung mengalami penurunan, meskipun dengan fluktuasi yang signifikan. Perlu diinvestigasi lebih lanjut faktor-faktor yang menyebabkan penurunan tajam pada tahun 2024 untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.
Papua Barat
Papua Barat menduduki peringkat ke-32 secara nasional dengan persentase penduduk laki-laki di perdesaan yang memiliki keluhan kesehatan sebesar 14,8 persen. Pertumbuhan negatif turun 1,92 persen menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Papua, Papua Barat masih menunjukkan angka yang relatif lebih tinggi.
(Baca: Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kab. Halmahera Tengah | 2024)
Maluku Utara
Maluku Utara mencatatkan persentase 12,17 persen, menempatkannya di urutan ke-33 secara nasional. Penurunan signifikan turun 19,3 persen dari tahun sebelumnya menunjukkan perbaikan kondisi kesehatan di kalangan penduduk laki-laki perdesaan. Sebagai peringkat pertama di Pulau Maluku, Maluku Utara menunjukkan upaya yang lebih baik dalam menangani keluhan kesehatan di wilayah perdesaan.
Papua
Provinsi Papua berada di peringkat ke-34 secara nasional dengan persentase 11,87 persen. Pertumbuhan positif sebesar 15,58 persen menandakan adanya peningkatan keluhan kesehatan dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, Papua masih perlu berupaya untuk menurunkan angka keluhan kesehatan di wilayah perdesaan.
Papua Tengah
Dengan persentase 10,08 persen, Papua Tengah menduduki peringkat ke-36 secara nasional. Tidak tersedianya data pembanding membuat sulit untuk menganalisis tren pertumbuhan keluhan kesehatan di provinsi ini. Oleh karena itu, perlu adanya pengumpulan data yang lebih lengkap untuk memberikan gambaran yang lebih akurat.
Papua Pegunungan
Papua Pegunungan berada di peringkat ke-37 secara nasional dengan persentase 9,89 persen. Sama seperti Papua Tengah, kurangnya data historis menghambat analisis tren pertumbuhan keluhan kesehatan. Dengan demikian, pengumpulan data yang komprehensif menjadi krusial untuk memahami dinamika kesehatan di Papua Pegunungan.
DKI Jakarta
DKI Jakarta mencatat persentase terendah, yaitu 0 persen, dan menduduki peringkat ke-38 secara nasional. Tidak adanya keluhan kesehatan yang dilaporkan di kalangan penduduk laki-laki perdesaan di Jakarta menunjukkan keberhasilan program kesehatan atau mungkin terdapat perbedaan definisi atau metode pengumpulan data yang signifikan dengan provinsi lain.