Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja paruh waktu di Kabupaten Deiyai, Papua pada tahun 2024 sebanyak 26.464 pekerja. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 42.26% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, jumlah ini masih fluktuatif jika dilihat dari data historis. Terjadi kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan dalam kurun waktu 2015-2024. Misalnya, pada tahun 2019 terjadi lonjakan signifikan dengan pertumbuhan 116.61%, kemudian diikuti penurunan tajam turun 45.21% pada tahun 2020. Kondisi ini menggambarkan dinamika pasar tenaga kerja paruh waktu di Kabupaten Deiyai yang cukup labil.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya (2021-2023) yang sebesar 21.890 pekerja, jumlah pekerja paruh waktu tahun 2024 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun sebelumnya (2019-2023) yang sebesar 23.548 pekerja, pertumbuhan pada tahun 2024 masih lebih baik. Kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2019, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2020. Data ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja paruh waktu di Deiyai sangat sensitif terhadap berbagai faktor ekonomi dan sosial.
Pada tahun 2024, Kabupaten Deiyai menempati peringkat ke-12 untuk jumlah pekerja paruh waktu di wilayah Papua. Secara nasional, Deiyai berada di peringkat 334. Kondisi ini menunjukkan bahwa kontribusi sektor tenaga kerja paruh waktu di Deiyai masih relatif kecil dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Papua maupun secara nasional. Dibandingkan tahun sebelumnya, peringkat Deiyai di tingkat pulau mengalami perbaikan, dari peringkat 17 pada tahun 2023 menjadi peringkat 12 pada tahun 2024.
Kenaikan tertinggi jumlah pekerja paruh waktu di Kabupaten Deiyai terjadi pada tahun 2019, dengan pertumbuhan sebesar 116.61%. Sebaliknya, penurunan terendah terjadi pada tahun 2020, dengan penurunan turun 45.21%. Anomali ini menunjukkan bahwa ada faktor-faktor tertentu yang sangat mempengaruhi fluktuasi jumlah pekerja paruh waktu di daerah ini. Misalnya, perubahan kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi global, atau faktor-faktor sosial lainnya.
Data historis menunjukkan fluktuasi yang cukup tinggi. Meskipun demikian, peningkatan pada tahun 2024 memberikan harapan akan pemulihan dan pertumbuhan sektor tenaga kerja paruh waktu di Kabupaten Deiyai. Perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi ini, sehingga dapat dirumuskan kebijakan yang lebih efektif untuk mendukung pengembangan sektor tenaga kerja paruh waktu di masa depan.
Kabupaten Kolaka Utara
Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi, mencatatkan 27.204 pekerja paruh waktu, menduduki peringkat ke-42 di pulau Sulawesi. Pertumbuhan sebesar 10.82% menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan beberapa wilayah lain di Sulawesi, Kolaka Utara menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam sektor tenaga kerja paruh waktu. Nilai ini menempatkannya pada posisi yang kompetitif di antara kabupaten/kota lain di Sulawesi, meski masih perlu upaya lebih untuk meningkatkan peringkatnya secara nasional.
Kabupaten Kota Waringin Barat
Kabupaten Kota Waringin Barat di Kalimantan mencatatkan 26.742 pekerja paruh waktu, menempatkannya di peringkat ke-34 di pulau Kalimantan. Meskipun mengalami penurunan turun 1.93%, jumlah ini masih menunjukkan kontribusi signifikan terhadap tenaga kerja paruh waktu di Kalimantan. Penurunan ini perlu dievaluasi lebih lanjut untuk memahami penyebabnya dan merumuskan strategi yang tepat untuk pemulihan. Posisi ke-34 menunjukkan bahwa masih terdapat potensi besar untuk pengembangan sektor ini di Kota Waringin Barat.
Kota Kendari
Kota Kendari, Sulawesi, dengan 26.541 pekerja paruh waktu, berada di peringkat ke-43 di pulau Sulawesi. Pertumbuhan sebesar 7.44% menunjukkan adanya peningkatan yang positif dalam sektor tenaga kerja paruh waktu di kota ini. Kendari memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan sektor ini lebih lanjut, mengingat posisinya sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi di Sulawesi Tenggara. Peningkatan ini juga memberikan indikasi bahwa Kota Kendari mampu menciptakan lapangan kerja paruh waktu yang menarik bagi masyarakat.
Kota Sukabumi
Kota Sukabumi, Jawa, memiliki 26.192 pekerja paruh waktu, menduduki peringkat ke-107 di pulau Jawa. Pertumbuhan yang signifikan sebesar 26.45% menunjukkan perkembangan yang pesat dalam sektor tenaga kerja paruh waktu di kota ini. Peningkatan ini dapat diatribusikan pada berbagai faktor, seperti peningkatan investasi, pertumbuhan sektor pariwisata, dan peningkatan jumlah usaha kecil dan menengah. Peringkat ke-107 menunjukkan bahwa Kota Sukabumi masih memiliki ruang untuk berkembang lebih jauh dalam sektor ini.
Kabupaten Klungkung
Kabupaten Klungkung, Nusa Tenggara dan Bali, mencatatkan 25.911 pekerja paruh waktu, menduduki peringkat ke-35 di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan sebesar 20.98% menunjukkan adanya peningkatan yang cukup besar dalam sektor ini. Peningkatan ini dapat dikaitkan dengan sektor pariwisata yang berkembang pesat di Klungkung, yang menciptakan banyak peluang kerja paruh waktu. Dengan pertumbuhan ini, Klungkung menunjukkan potensi besar untuk menjadi pusat tenaga kerja paruh waktu di wilayah tersebut.
Kabupaten Pesisir Barat
Kabupaten Pesisir Barat, Sumatera, mencatatkan 25.884 pekerja paruh waktu, menempati peringkat ke-103 di pulau Sumatera. Pertumbuhan sebesar 7.62% menunjukkan adanya peningkatan positif dalam sektor tenaga kerja paruh waktu di kabupaten ini. Peningkatan ini dapat dipengaruhi oleh sektor pariwisata dan pertanian yang berkembang di Pesisir Barat. Peringkat ke-103 menunjukkan bahwa Pesisir Barat memiliki potensi untuk mengembangkan sektor ini lebih lanjut dengan kebijakan yang tepat dan dukungan dari pemerintah daerah.