Pandemi virus corona memaksa jutaan masyarakat dunia untuk membatasi kegiatan di luar rumah termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selama pandemi, sekolah harus ditutup dan anak-anak pun melakukan pembelajaran jarak jauh.
Menurut data UNESCO, Uganda menjadi negara dengan durasi penutupan sekolah terlama di dunia, yaitu mencapai 83 minggu pada Maret 2020 – November 2021. Penutupan tersebut berdampak pada lebih dari 10 juta pelajar di Uganda.
Bolivia, India, dan Nepal menempati urutan kedua penutupan sekolah terlama yakni 82 minggu. Berikutnya, penutupan sekolah saat pandemi di Honduras dan Panama selama 81 minggu. Sementara, penutupan sekolah di El Salvador tercatat selama 80 minggu.
Namun, penutupan sekolah dan pembelajaran jarak jauh ini menimbulkan kekhawatiran akan penurunan kualitas siswa. Dimulai dari penyampaian materi yang tidak leluasa, kesulitan untuk bertanya dan berkonsultasi dengan guru, hingga gangguan kelancaran internet terutama di negara miskin dan berkembang.
Penutupan sekolah tidak hanya berdampak terhadap pembelajaran, tetapi juga terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak yang sedang berada di dalam tahap penting perkembangannya.
(Baca Selengkapnya: Akibat Pandemi, Pengetahuan Siswa Indonesia Hanya Setara 7 Tahun Belajar)