Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi balita stunting di Gorontalo mencapai 23,8% pada 2022. Provinsi tersebut menempati peringkat ke-17 tertinggi secara nasional.
Gorontalo berhasil menurunkan angka balita stunting sebesar 5,2 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, tercatat prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 29%.
Meski demikian, masih ada 3 kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 3 kabupaten di bawah angka rata-rata prevalensi balita stunting Gorontalo.
Kabupaten Gorontalo merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Gorontalo pada 2022, yakni mencapai 30,8%. Angka tersebut naik 2,5 poin dari prevalensi balita stunting daerah tersebut pada 2021 sebesar 28,3%.
Berikutnya, Kabupaten Boalemo menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Gorontalo sebesar 29,9%, diikuti Kabupaten Gorontalo Utara di peringkat ketiga sebesar 29,3%.
Adapun Kabupaten Pohuwato memiliki prevalensi balita stunting terendah di Gorontalo, yakni hanya 6,4%. Kemudian, posisinya disusul oleh Kota Gorontalo dengan prevalensi balita stunting sebesar 19,1%.
Berikut prevalensi balita stunting di Gorontalo berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
- Kabupaten Gorontalo: 30,8%
- Kabupaten Boalemo: 29,9%
- Kabupaten Gorontalo Utara: 29,3%
- Kabupaten Bone Bolango: 22,3%
- Kota Gorontalo: 19,1%
- Kabupaten Pohuwato: 6,4%
(Baca: Prevalensi Balita Stunting Kabupaten Halmahera Timur Tertinggi di Maluku Utara pada 2022)