Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor tanaman hortikultura Sulawesi Selatan pada tahun 2024 mencapai Rp 9,21 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 16,07% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini juga tercermin dari selisih nilai sebesar Rp 1,27 triliun. Kondisi ini menandakan sektor hortikultura di Sulawesi Selatan mengalami perkembangan positif.
Secara historis, pertumbuhan PDRB hortikultura Sulawesi Selatan cenderung fluktuatif. Terjadi kenaikan signifikan pada tahun 2024, yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan 3 tahun terakhir (2021-2023) yang hanya sebesar 11,84%. Bahkan jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) yaitu sebesar 10,27%, pertumbuhan tahun 2024 sangat mencolok. Kenaikan tertinggi sebelumnya terjadi pada tahun 2014 dengan pertumbuhan 14,24%, namun tahun 2024 melampaui angka tersebut. Kenaikan terendah dalam lima belas tahun terakhir adalah pada tahun 2019 yang hanya tumbuh 0,29%.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Periode 2013-2024)
Pada tahun 2024, Sulawesi Selatan tetap mempertahankan posisinya sebagai yang teratas di Pulau Sulawesi dalam kontribusi PDRB sektor hortikultura. Secara nasional, Sulawesi Selatan berhasil naik satu peringkat ke posisi 7. Provinsi ini menunjukkan pertumbuhan tertinggi dibandingkan lima provinsi lainnya yaitu Sumatera Utara, Aceh, Jambi, Sumatera Barat, Banten, dan Lampung. Nilai PDRB Sulawesi Selatan juga lebih tinggi dari beberapa provinsi tersebut.
Kenaikan PDRB hortikultura Sulawesi Selatan pada tahun 2024 merupakan yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya produksi dan permintaan pasar terhadap komoditas hortikultura unggulan Sulawesi Selatan. Meskipun fluktuatif dari tahun ke tahun, secara umum sektor ini menunjukkan resiliensi dan potensi yang besar bagi perekonomian daerah. Peningkatan ini jauh lebih baik dibandingkan lima tahun terakhir.
Anomali terlihat pada tahun 2019 dengan pertumbuhan yang sangat kecil. Namun, setelahnya sektor ini kembali menunjukkan tren positif. Lonjakan pertumbuhan di tahun 2024 menjadi bukti bahwa sektor hortikultura memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan. Data ini memberikan gambaran optimis terhadap prospek sektor hortikultura di Sulawesi Selatan.
Sumatera Utara
Sumatera Utara menempati urutan pertama di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB sebesar Rp 21,39 triliun. Pertumbuhan yang dicapai sebesar 4,12%. Ranking Sumatera Utara adalah keempat secara nasional. Selisih nilai dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan sebesar Rp 846,44 miliar.
(Baca: Tenaga Kependidikan SD Negeri Sm Periode 2017-2024)
Aceh
Aceh berada di posisi kedua di Pulau Sumatera, memiliki nilai PDRB Rp 9,59 triliun. Pertumbuhan ekonomi di Aceh sebesar 2,94%. Provinsi Aceh berada pada ranking kelima secara nasional. Terdapat selisih nilai Rp 273,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Jambi
Provinsi Jambi berada pada urutan ketiga di Pulau Sumatera. Nilai PDRB Jambi adalah Rp 9,52 triliun. Jambi mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,91%. Jambi menempati ranking keenam secara nasional. Selisih nilai PDRB Jambi dibandingkan tahun sebelumnya adalah Rp 358,41 miliar.
Sumatera Barat
Sumatera Barat berada di urutan keempat di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB sebesar Rp 8,59 triliun. Tingkat pertumbuhan yang diraih sebesar 2,79%. Secara nasional, Sumatera Barat berada di ranking kedelapan. Terdapat selisih nilai sebesar Rp 233,11 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Banten
Banten, satu-satunya perwakilan dari Pulau Jawa dalam data ini, menempati urutan keempat di Pulau Jawa dengan nilai PDRB sebesar Rp 6,80 triliun. Provinsi ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,35%. Banten berada pada ranking kesembilan secara nasional. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 345,2 miliar.
Lampung
Lampung menempati posisi kelima di Pulau Sumatera. Nilai PDRB Lampung adalah Rp 6,41 triliun. Pertumbuhan Lampung sebesar 5,89%. Lampung menempati ranking kesepuluh secara nasional. Selisih nilai PDRB Lampung dibandingkan tahun sebelumnya adalah Rp 356,47 miliar.