Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba (LKNS) Jawa Timur pada tahun 2024 mencapai Rp 40.858,88 juta. Data historis menunjukkan adanya pertumbuhan positif sebesar 14,25% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama tiga tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 7,93%. Namun, pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2019-2023) yang sebesar 8,43%. Kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2023 dengan pertumbuhan 11,34%.
Secara historis, PDRB LKNS Jawa Timur menunjukkan pola yang fluktuatif. Pada tahun 2011, terjadi kenaikan signifikan sebesar 25,53%, diikuti dengan penurunan pertumbuhan pada tahun-tahun berikutnya. Kenaikan terendah terjadi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan hanya 2,13%. Anomali ini dapat dikaitkan dengan dampak pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas lembaga nirlaba. Namun, sejak tahun 2022, pertumbuhan kembali meningkat secara signifikan.
(Baca: Produksi Tomat Periode 2013-2024)
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, Jawa Timur menempati peringkat kedua dalam hal PDRB LKNS pada tahun 2024. DKI Jakarta menempati peringkat pertama dengan nilai Rp 85.575,58 juta. Secara nasional, Jawa Timur juga menempati peringkat kedua. Peringkat ini sama dengan posisi Jawa Timur dalam lima tahun terakhir.
DKI Jakarta
DKI Jakarta memimpin dengan nilai PDRB LKNS tertinggi di Pulau Jawa, mencapai Rp 85.575,58 juta. Pertumbuhan DKI Jakarta sebesar 13,98%, menunjukkan performa yang solid. Meski pertumbuhan ini sedikit di bawah Jawa Timur, DKI Jakarta tetap unggul dalam hal nilai total PDRB LKNS. Peringkat DKI Jakarta adalah yang tertinggi, baik di pulau Jawa maupun secara nasional. Nilai ini jauh melampaui provinsi lain, menandakan peran penting lembaga swasta nirlaba di ibu kota.
Jawa Tengah
Jawa Tengah berada di urutan ketiga dengan nilai PDRB LKNS sebesar Rp 25.220,29 juta. Pertumbuhan sebesar 19,3% menandai peningkatan signifikan dalam aktivitas lembaga nirlaba di wilayah ini. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur, menunjukkan potensi besar sektor nirlaba di Jawa Tengah. Peringkat ketiga di pulau Jawa dan secara nasional mencerminkan kontribusi yang cukup besar dari lembaga nirlaba di provinsi ini.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Aneka Barang dan Jasa Kota Pasuruan | 2024)
Jawa Barat
Dengan nilai PDRB LKNS sebesar Rp 19.144,01 juta, Jawa Barat menempati urutan keempat di pulau Jawa. Pertumbuhan 9,73% menunjukkan peningkatan moderat. Walaupun pertumbuhannya tidak setinggi Jawa Tengah, nilai PDRB Jawa Barat tetap signifikan. Peringkat keempat baik di Pulau Jawa maupun secara nasional, mengindikasikan bahwa sektor nirlaba di Jawa Barat memiliki peran penting, meskipun tidak sebesar provinsi lain seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan mencatatkan PDRB LKNS sebesar Rp 12.703,93 juta, menempati urutan pertama di luar Pulau Jawa dan kelima secara nasional. Pertumbuhan yang signifikan sebesar 21,94% menunjukkan perkembangan pesat sektor nirlaba di wilayah ini. Dengan pertumbuhan tertinggi di antara lima provinsi yang dibandingkan, Sulawesi Selatan menunjukkan potensi besar dalam kontribusi lembaga nirlaba terhadap perekonomian daerah. Peringkat ini menegaskan bahwa kontribusi lembaga nirlaba di Sulawesi Selatan semakin meningkat dan menjadi faktor penting dalam pembangunan daerah.