PDRB ADHB Pengeluaran PMTB di Maluku Utara | 2024

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Pengeluaran PMTB Kabupaten Halmahera Barat pada tahun 2024 sebesar Rp 303,71 Juta. Data ini menunjukkan adanya pertumbuhan sebesar 10,55% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, nilai ini masih di bawah rata-rata PDRB lima tahun terakhir (2019-2023) yang mencapai Rp 320,31 Juta. Dibandingkan 3 tahun terakhir, PDRB pengeluaran PMTB mengalami pertumbuhan lebih buruk dengan rata-rata 294.79 juta.

Secara historis, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 15,31%, sedangkan penurunan terdalam terjadi pada tahun 2021 turun 47,55%. Penurunan tajam pada tahun 2021 ini menjadi anomali jika dibandingkan dengan tren yang relatif stabil dalam periode 2016-2020. Tahun 2023 juga menjadi anomali dengan pertumbuhan negatif turun 25.13%, sebelum akhirnya kembali mencatatkan pertumbuhan positif di tahun 2024. PDRB PMTB Halmahera barat cenderung fluktuatif.

(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sumatera Barat 2015 - 2024)

Di tingkat Pulau Maluku, Kabupaten Halmahera Barat berada di peringkat ke-21 untuk PDRB ADHB Pengeluaran PMTB pada tahun 2024. Peringkat ini sama dengan tahun sebelumnya. Secara nasional, kabupaten ini menempati peringkat ke-510. Nilai PDRB Halmahera Barat masih di bawah kabupaten lain di Maluku Utara seperti Pulau Taliabu yang berada di peringkat 20 di Pulau Maluku.

Secara keseluruhan, PDRB ADHB Pengeluaran PMTB Kabupaten Halmahera Barat menunjukkan pemulihan setelah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan pertumbuhan PDRB dan mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir. Potensi investasi dan pengembangan sektor-sektor unggulan perlu dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Halmahera Barat.

Berikut adalah perbandingan PDRB ADHB Pengeluaran PMTB di beberapa kabupaten/kota lain:

Kabupaten Kepulauan Seribu

Kabupaten Kepulauan Seribu mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 451,13 Juta, dengan pertumbuhan 6,53%. Meskipun tumbuh positif, Kepulauan Seribu berada di peringkat ke-119 di Pulau Jawa dan peringkat ke-507 secara nasional. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi di wilayah kepulauan tersebut.

(Baca: PDRB ADHK Sektor Pengadaan Listrik dan Gas di Jawa Timur | 2024)

Kabupaten Banggai Laut

Dengan nilai PDRB Rp 407,45 Juta, Kabupaten Banggai Laut mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 8,45%. Di Pulau Sulawesi, kabupaten ini menduduki peringkat ke-81. Peringkatnya secara nasional adalah 508. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya potensi ekonomi yang cukup signifikan di wilayah Banggai Laut.

Kabupaten Pulau Taliabu

Kabupaten Pulau Taliabu mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 383,57 Juta, dengan pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu 29,96%. Hal ini menempatkan Pulau Taliabu pada peringkat ke-20 di Pulau Maluku. Peringkat secara nasional adalah 509. Pertumbuhan tinggi ini menunjukkan adanya perkembangan pesat dalam aktivitas ekonomi di Pulau Taliabu.

Kabupaten Maybrat

Kabupaten Maybrat mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 178,21 Juta, dengan pertumbuhan 5,72%. Peringkat kabupaten ini di Pulau Papua adalah ke-39. Secara nasional berada pada urutan ke 511. Nilai PDRB ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di wilayah ini masih perlu ditingkatkan untuk mencapai potensi yang lebih besar.

Kabupaten Pegunungan Arfak

Kabupaten Pegunungan Arfak memiliki nilai PDRB sebesar Rp 142,30 Juta, dengan pertumbuhan 8,27%. Di Pulau Papua, kabupaten ini berada di urutan ke-40. Untuk ranking secara nasional Pegunungan Arfak menduduki urutan 512. Pertumbuhan positif ini menunjukkan adanya upaya perbaikan dalam aktivitas ekonomi di Pegunungan Arfak.

Kabupaten Manokwari Selatan

Kabupaten Manokwari Selatan mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 71,43 Juta, mengalami penurunan turun 2,42%. Penurunan ini menempatkan Manokwari Selatan pada peringkat ke-41 di Pulau Papua dan peringkat ke-513 secara nasional. Penurunan ini mengindikasikan adanya tantangan dalam aktivitas ekonomi di wilayah ini yang perlu segera diatasi.