Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB ADHB sektor industri pengolahan Kabupaten Rembang pada tahun 2024 mencapai Rp 6.291.830 juta. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 9,37% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan dalam 3 tahun terakhir (2021-2023) yaitu sebesar 9,19%, namun lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) yaitu sebesar 7,85%. Kenaikan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2014 sebesar 23,93%.
Secara historis, PDRB industri pengolahan di Rembang menunjukkan fluktuasi. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan pertumbuhan 23,93%, sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan hanya 1,07%. Pada tahun 2021 terjadi anomali pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan sesudahnya. Anomali ini patut menjadi perhatian dan memerlukan analisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya.
(Baca: Angka Partisipasi Murni (APM) SMP di Aceh | 2024)
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Pulau Jawa, Kabupaten Rembang menempati peringkat ke-74 untuk PDRB industri pengolahan pada tahun 2024. Secara nasional, Rembang berada di peringkat ke-128. Peringkat ini menunjukkan bahwa kontribusi sektor industri pengolahan di Rembang masih perlu ditingkatkan dibandingkan daerah lain.
Data menunjukkan, dalam 5 tahun terakhir, peringkat Kabupaten Rembang di Pulau Jawa mengalami naik turun. Peringkat tertinggi diraih pada tahun 2018 dan 2019 (peringkat 74). Persentase pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2014, sedangkan persentase pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2021.
Secara umum, sektor industri pengolahan di Kabupaten Rembang menunjukkan pertumbuhan yang positif, meskipun dengan fluktuasi. Anomali pertumbuhan rendah pada tahun 2021 perlu menjadi perhatian. Pemerintah daerah perlu terus berupaya meningkatkan daya saing sektor ini agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian daerah dan nasional.
Kabupaten Bondowoso
Kabupaten Bondowoso berada di peringkat 72 di Pulau Jawa dengan nilai PDRB industri pengolahan sebesar Rp 6.691.300 juta. Pertumbuhan PDRB Bondowoso tercatat sebesar 6.21%. Jika dibandingkan dengan wilayah lain, pertumbuhan Bondowoso cenderung stabil.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Lumajang Menurut Sektor pada 2024)
Kabupaten Kepulauan Meranti
Kabupaten Kepulauan Meranti mencatatkan nilai PDRB industri pengolahan sebesar Rp 6.459.330 juta. Wilayah di Sumatera ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik sebesar 6.33%. Peringkat Kepulauan Meranti berada di posisi 33 di Pulau Sumatera.
Kabupaten Lamongan
Dengan nilai PDRB Rp 6.371.480 juta, Kabupaten Lamongan menempati peringkat 73 di Pulau Jawa. Pertumbuhan PDRB Lamongan tergolong tinggi, mencapai 10.89%. Hal ini menunjukkan potensi besar sektor industri pengolahan di Lamongan.
Kabupaten Ketapang
Kabupaten Ketapang di Kalimantan mencatatkan nilai PDRB industri pengolahan sebesar Rp 6.070.450 juta. Pertumbuhan Ketapang mencapai 12.8%, menunjukkan kinerja yang sangat baik di antara wilayah lain. Ketapang menduduki peringkat 12 di Pulau Kalimantan.
Kota Salatiga
Kota Salatiga mencatatkan nilai PDRB industri pengolahan sebesar Rp 5.992.100 juta dengan pertumbuhan 8.13%. Dengan nilai tersebut, Salatiga berada di peringkat 75 di Pulau Jawa.
Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta memiliki nilai PDRB industri pengolahan sebesar Rp 5.937.620 juta. Pertumbuhan PDRB Yogyakarta tercatat sebesar 5.39%. Yogyakarta berada di peringkat 76 di Pulau Jawa.