Rawat Inap RS, Kategori Pembiayaan BPJS Kesehatan Tertinggi 2024

Layanan konsumen & Kesehatan

Premium

Erlina Fury Santika 27/10/2025 12:34 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Data BPJS Kesehatan yang diolah Kementerian Kesehatan menunjukkan, rawat inap di fasilitas kesehatan tingkat lanjut menjadi kategori pemanfaatan jaminan kesehatan atau BPJS Kesehatan tertinggi.

Nilai Pembiayaan Jaminan Kesehatan di Indonesia Berdasarkan Layanan (2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Rawat Inap RS, Kategori Pembiayaan BPJS Kesehatan Tertinggi 2024”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Nilai Pembiayaan Jaminan Kesehatan di Indonesia Berdasarkan Layanan (2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Berdasarkan data BPJS Kesehatan yang diolah oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mayoritas pembiayaan program jaminan kesehatan nasional (JKN) pada 2024 terserap untuk layanan rawat inap rumah sakit atau tingkat lanjut (RITL).

Nilai pembiayaan RITL mencapai Rp99,1 triliun, setara 57% dari total pelayanan kesehatan pada tahun tersebut.

Pembiayaan terbesar kedua adalah rawat jalan tingkat lanjut (RJTL) sebesar Rp53,46 triliun atau 31% dari total. Rawat jalan tingkat lanjut ini bisa berupa pemeriksaan kesehatan di tingkat spesialis di rumah sakit atau fasilitas tingkat lanjut.

Lalu ada rawat jalan tingkat pertama (RJTP), sebesar Rp19,64 triliun (11%). Kemudian, pembiayaan rawat inap tingkat pertama (RITP) sebesar Rp1,96 triliun (1%) dan promotif-preventif Rp891,56 miliar.

Tingginya nilai pemanfaatan rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit berkelindan dengan besarnya pembiayaan penanganan penyakit, terutama jenis katastropik.

Kemenkes menyebut, biaya terbesar dari penyakit katastropik tersebut adalah penyakit jantung, dengan kebutuhan Rp19,25 triliun.

"Penyakit jantung juga merupakan jumlah kasus penyakit yang terbanyak dibiayai oleh BPJS Kesehatan, yaitu sebanyak 22.550.047 kasus," tulis Kemenkes dalam laporan Profil Kesehatan Indonesia 2024.

Sementara penyakit katastropik dengan biaya terendah, yakni sirosis hati, yang dibiayai BPJS Kesehatan sebesar Rp463,51 miliar dengan kasus sebanyak 248.373 kasus.

"Jika dilihat dari rata-rata pembiayaan per kasus, tiga teratas penyakit dengan biaya terbesar per kasus merupakan penyakit kronis, yaitu jantung, kanker, dan stroke," kata Kemenkes.

(Baca: Jumlah RS dan Faskes Lanjutan yang Digandeng BPJS 2018-2024)

Editor : Erlina Fury Santika