Jumlah RS dan Faskes Lanjutan yang Digandeng BPJS 2018-2024

Layanan konsumen & Kesehatan

Premium

Erlina Fury Santika 24/10/2025 09:11 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Kemenkes mempublikasikan tren jumlah fasilitas kesehatan lanjutan yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan pada 2018-2024. Kini tembus lebih dari 3 ribu unit.

Jumlah Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut/FKRTL yang Bekerja Sama dengan BPJS Kesehatan di Indonesia (2018-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Jumlah RS dan Faskes Lanjutan yang Digandeng BPJS 2018-2024”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Jumlah Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut/FKRTL yang Bekerja Sama dengan BPJS Kesehatan di Indonesia (2018-2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut atau FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan di Indonesia sudah menyentuh 3.162 unit pada 2024.

Data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan yang diolah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam laporan Profil Kesehatan Indonesia 2024.

Jika dilihat secara historis pada 2018-2024, angka pada 2024 menjadi yang tertinggi. FKRTL yang bekerja sama pun selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Kenaikan tertinggi sebesar 12,04%, terjadi pada 2021 yang mencapai 2.809 unit.

(Baca: Jumlah Puskesmas di Indonesia Bertambah pada 2024)

Laporan Kemenkes juga menunjukkan, pada 2024, jenis FKRTL paling jamak berasal dari rumah sakit (RS) swasta, sebesar 44,18% dari total faskes yang bekerja sama pada tahun tersebut.

Lalu ada RS pemerintah (25,33%), klinik utama (14,36%), RS khusus (11,01%), dan RS TNI-POlri (5,12%).

(Baca: Sebaran Puskesmas Tanpa Dokter di Indonesia, Terbanyak di Papua)

Editor : Erlina Fury Santika